Rilis Terbaru

SUARA.NABIRE - Ikatan Pelajar Mahasiswa Deiyai (IPMADEI) kota studi Yogyakarta dan Solo menggelar Hari Ulang Tahun ke-12 di Asrama Ipmanapandode Deiyai Woogada Wokebada dengan melaksanakan ibadah versi Kristen Katolik yang dipimpin senioritas, Anselmus Gobay,S.T, pada Kamis (15/04/21). 

Ibadah berlangsung dengan tema: “Melalui Mimpi Merajut Kebersamaan" (1 Korinstus 13-9). Anselmus Gobay dalam renungannya menjelaskan tentang saling mengasihi terhadap sesama tanpa memandang wilayah, suku, ras dan agama.

"Dengan kemurahan-Nya, jangan sekali-kali membangun sikap egoisme dalam diri sendiri karena akan membawa kepada jalan kegelapan. Lebih baik mari kita saling mengasihi terhadap teman sahabat dan kepada keluarga, maupun orang tua," jelas Anselmus 

Anselmus juga mengajak agar melalui momen Hut Ipmadei yang ke-12 tersebut, seluruh anggota bisa lebih meningkatkan sikap saling mengasihi antara satu dengan lainnya. "Yang junioritas harus menghormati senioritas dan bisa belajar banyak dengan kaka-kaka yang lebih berpengalaman," ungkapnya 

Pada tempat yang sama, Ketua Panitia, Karolus Dogopia, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh anggota maupun rekan-rekan asrama yang sudah bekerja sama dalam pencarian dana dalam menyukseskan acara Hut tersebut. "Kita semua yang hadir disini adalah satu kesatuan tanpa memandang sa gunung dan ko pantai. Tetapi kita adalah satu Papua,” tutur Karolus. 

Hal senada juga disampaikan oleh Amos Pekei, selaku Badan Pengurus Harian IPMADEI, dimana dirinya sangat salut kepada Panitia Hut IPMADEI yang telah menyukseskan acara tersebut dengan dana seadanya. 

Ucapan yang sama juga diungkapkan Jefri Kotouki, selaku Badan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Deiyai se-Jawa Bali (FORKOPMADE). Jefri mengharapkan agar seluruh panitia bersama dengan anggota tetap dalam tali kekompakan organisasi Ipmadei. "Jika bukan kita siapa lagi yang akan membangun dalam organisasi ini," ungkapnya 

Etha Nawipa selaku Badan Pengurus Pusat Ipmanapandode Jogja dan Solo jelas Etha Nawipa menambahkan bahwa seluruh anggota tetap dalam roda organisasi sesuai tema dan sub tema perayaan Hut IPMADEI ke-12. "Tetap semangat, sukses dalam bidang apa pun," ucapnya. 

Menutup rangkaian sambutan, salah satu partisipasan kota studi Semarang Salatiga menyampaikan rasa salutnya kepada seluruh panitia yang telah menyukseskan acara tersebut. "Tetap dalam kebersamaan dan selalu baku menjaga hingga kelak kembali ke tanah air kita nanti," tutupnya. (Red)

SUARA.NABIRE, BIAK - Berita Acara Pelepasan hak ulayat tanah yang diperuntukan untuk pembangunan Mako Batalyon Pelopor Biak, resmi ditandatangani Dansat Brimob Polda Papua, Kombespol Godhelp. C. Mansnembra, S.IK., yang didampingi Kapolres Biak Numfor, AKBP Andi Joseph Enock, S.IK., bersama Danki I Yon C Pelapor Biak, Iptu Sutriyono.

Penandatangan tersebut berlangsung di kampung Sunyar Distrik Yendidori Biak, pada hari Senin (12/03/2021). Dalam kesempatan itu, Dansat Brimob Polda Papua, Mansnembra, mengatakan bahwa pembangunan Mako Batalyon di Biak dikarenakan kabupaten Biak merupakan wilayah yang cocok untuk stanby pasukan.

Selain itu, Mansnembra membeberkan bahwa ke depan akan ada agenda besar di Kabupaten Biak Numfor, yakni pembangunan bandara antariksa, serta adanya isu pemekaran wilayah. Sehingga dengan adanya Mako batalyon, ke depan diharapkan bisa menunjang tugas dan tanggung jawab kepolisian, terlebih khusus Brimob untuk menjaga keamanan wilayah sekitar.

“Persiapan lahan ini dilakukan berdasarkan perintah Dankorps Brimob yang diteruskan dengan koordinasi bersama Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri yang langsung memerintahkan kami agar datang ke Biak untuk segera berkoordinasi dengan semua pihak-pihak terkait,” tutur Mansnembra

Ditambahkannya bahwa tanah yang baru saja diserahkan oleh pemilik hak ulayat tersebut seluas 15 hektar, yang akan digunakan untuk pembangun Mako sekitar 5 hektar.

"Sementara yang 10 hektarnya karena di sini memang sudah dipakai masyarakat untuk berkebun maka akan kami tanami pohon-pohon untuk jangka panjang dan seterusnya akan dipakai sebagai daerah latihan,” ungkap Mansnembra

Mansnembra menambahkan bahwa sebelumnya pihaknya sudah berkordinasi bersama semua pihak terkait untuk adanya pembangunan Mako Batalyon diwilayah ini. Sementara untuk sumber anggaran pembangunannya adalah berasal dari pusat yang akan langsung dibahas oleh DPR-RI

“Kami berharap kedepan yang paling penting adalah kesejahteraan masyarakat, anak-anak Biak untuk bisa dipersiapkan untuk bergabung menjadi anggota Brimob, apalagi nantinya kedepan ada wacana untuk penerimaan 14.000 anggota Brimob, jadi saya harap anak-anak disini harus siap, oleh karena itu apabila ada penerimaan tahun ini atau tahun depan, kalo boleh kami ambil anak-anak dari Biak,” tutur Mansnembra

Ditempat yang sama, Danki I Yon C Pelapor Biak, Sutriyono, berharap dukungan dari semua pihak untuk adanya pembangunan Mako Batalyon Brimob Biak, begitu pula dukungan penuh dari Mabes terkait pendanaan agar pelaksanaan di lapangan bisa berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang di rencanakan.

“Terimakasih atas semua pihak yang telah mendukung sejauh ini, sehingga hari ini bisa dilakukan pelepasan hak ulayat dan kedepan kami bisa gunakan lahan ini untuk kepentingan kepolisian dalam hal ini Brimob, saya harap kedepan semua bisa berjalan sesuai yang diharapkan,” ujar Sutriyono.

Mewakili pemilik ulayat dan Mananwir, Mnu Rarpimbo Daniel Dimara mengatakan dukungan lahan yang diserahkan untuk Sat Brimob itu adalah untuk kepentingan anak cucu ke depan sehingga bisa bermanfaat. Selain itu dengan harapan bisa adanya pemerataan Pembangunan.

“Kami merespon baik dan mendukung kegiatan atau pekerjaan yang nantinya akan dilakukan ditempat ini, agar ke depan Polri bisa memperhatikan dan memprioritaskan anak-anak kami disini dan kami akan menyiapkan anak-anak kami dari sekarang agar siap menjadi anggota Polri, semoga pembangunan ke depan berjalan lacar dan bisa bermanfaat bagi anak cucu kami kedepan,” tutupnya. (Red)

Buah hitam, entah dalam bahasa latin atau penyebutan lain seperti apa namun orang Yaur menyebutnya buah hitam (idiha'ere). Suku Yaur berada dikampung Yaur sisi barat kabupaten Nabire-Papua.

Orang Yaur merupakan salah satu dari enam suku pribumi Nabire pesisir yang memiliki kearifan lokal (Lokal Wisdom) secara turun temurun dijaga sebagai kekayaan budaya.

Dalam tradisi buah ini bagi orang Yaur dianggap sebagai buah adat. Dalam tradisi Suku Yaur ketika pohon ini mulai berbunga harus dijaga dengan baik dan ada orang tertentu yang menjaganya hingga pada saat masa panen tiba.

Dilarang keras bagi kaum wanita yang saat masa subur melewati pohon tersebut. Berlaku juga bagi mereka yang misalnya melanggar hukum adat (sina,pencuri dll).

Jika orang-orang tadi dengan sengaja melewati pohon tersebut maka bunga/buah dari pohon buah hitam akan gugur, hal itu menyatakan orang tersebut ada buat kesalahan atau melanggar hukum adat sehingga dengan sendirinya secara alamia perbuatan mereka dinyatakan.

Pada saat masa panen semua warga secara kolektif bersama-sama melakukan panen tersebut. Persiapan dimulai dengan pembagian tugas ada yang harus mencari ikan di laut, berburu binatang di hutan dan mencari sayur dan sebagainya.

Lalu rombongan panen biasanya akan dipimpin oleh orang yang dituakan, dia yang akan mulai melakukan panen perdana secara simbolis menandakan panen tersebut dimulai. Lalu selanjutnya yang bertugas memanen atau memanjat dilakukan oleh anak-anak mantu lelaki dari suku Yaur.

Cara pengelolaan buah hitam untuk menjadi makanan akan dicampur dengan sagu yang selanjutnya dibungkus dan dipanggang/asar hingga kering.

Saat buah diramu hingga proses panggang atau asar harus mengikuti aturan-aturan adat, misalnya seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dilarang wanita yang sedang masa subur, atau orang-orang yang mungkin berbuat kesalahan adat tidak boleh mendekat wilayah pembakaran/tempat diolahnya sagu bungkus tersebut.

Jika itu terjadi maka sagu tersebut akan mentah atau tidak matang dan hal itu dipercaya akan terjadi. Setelah proses ini semua dilakukan lalu sagu itu akan dibagi rata ke semua warga utuk makan bersama.

Pada saat makan, semua lauk pauk dikumpulkan baik sagu dan hasil tangkapan ikan dan dagin. Lalu proses makan/pesta makan bersama dilaksanakan dan semua makanan harus dibagi kepada semua warga tanpa terkecuali. Dan pesta ini merupakan pesta tahunan.

Akhirnya dalam waktu yang panjang saya baru menemukan satu tradisi Identitas yang menunjukan suku Yaur menganut sistim komunal. Trimah kasih Tuhan. (Hegure 22/01/2019)

Oleh. Sambena Inggeruhi
(Anggota DPRD Nabire)

SUARA.NABIRE, WAMENA - Salah satu keindahan alam Papua yang menyimpan keunikan dan pesonanya tersendiri adalah Sungai Baliem di kabupaten Jaya Wijaya yang letaknya tepat di lembah Baliem.

Adapun sungai Baliem memiliki panjang sekitar 60–80 km, dengan total panjang keseluruhan 414.2 km (257.4 mi). Sementara lebar minimum 15 m (49 ft) dan lebar maksimum 20 m (66 ft), yang mengalir melalui Lembah Baliem ke arah selatan dan bermuara di Pantai Asmat.

Berikut ini 5 (lima) keunikan yang akan Anda dapatkan jika berkunjung ke sungai Baliem.


1. Terletak di dataran tinggi dengan kadar air yang dingin
Sungai Baliem memang unik, karena terletak pada dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 1650 meter di atas permukaan laut, serta sungai ini sangat terkenal dengan kadar airnya yang dingin, bersuhu 14 hingga 18°C.

2. Terdapat jenis hewan cherax
Keunikan lainnya bahwa di sungai Baliem terdapat jenis hewan yang mengandung nilai adat yang tinggi bagi masyarakat sekitar, sama tinggi nilainya dengan ubi (hipiri) dan babi (wam). Hewan tersebut sejenis cherax spp yang merupakan genus lobster air tawar, yaitu genus udang karang terbesar.

Cherax spp atau genus udang karang ini suka bermain di lumpur. Pada malam hari hewan tersebut akan muncul dan bermigrasi ke pinggir sungai, sedangkan paginya mereka akan kembali ke perairan sungai yang dalam.

3. Pinggiran sungai terdiri dari rawa-rawa
Pada kawasan pinggiran sungai terdapat rawa-rawa yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melepaskan hewan ternak babi. Sepanjang tepian sungai Baliem ini dapat dikelola menjadi objek pariwisata, perkebunan, dan pertanian. Dimana pada daerah sepanjang tepian sungai banyak tersdapat lahan perkebunan Suku Dani.

4. Terdapat udang selingkuh
Uniknya, di sungai Baliem ini terdapat habitat alami udang selingkuh, yakni udang endemik sungai Baliem. Bagian belakang hewan ini memang berbentuk udang, namun bagian depannya mirip seperti kepiting.

Adapun istilah "Udang Selingkuh" merupakan nama dari udang air tawar. Aslinya hanya dapat ditemukan di Sungai Baliem, Papua ini. Udang ini memiliki nama yang unik karena memiliki bentuk badan yang mirip dengan udang. Tapi memiliki capit seperti kepiting. Oleh karena itu udang ini anggap berselingkuh dengan kepiting.

Ukuran udang ini lebih besar dibandingkan dengan udang pada umumnya. Pada awalnya Udang Selingkuh ini ditemukan oleh tim peneliti Balai Arkeologi Papua, di Goa Togece Kampung Parema, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Konon diketahui bahwa bibit Udang Selingkuh ini pernah di tabur untuk pertama kalinya oleh seorang senior Guide/Pemandu senior di Sungai Baliem pada tahun 1961. Maka sejak itulah Udang Selingkuh perlahan mulai berkembang di Sungai Baliem. Hingga saat ini sudah menjadi salah satu kuliner khas Papua. Yang pastinya banyak digemari oleh para pecinta kuliner.

5. Bentuknya berkelok seperti ular besar
Aliran sungai Baliem terlihat berkelok dan berliku-liku mirip seperti seekor ular besar. Menurut cerita mitos suku Dani, terjadinya sungai ini memang berawal dari seekor ular besar yang konon suka memangsa anak laki-laki.

6. Mitos terbentuknya sungai Baliem
Sungai Baliem memiliki mitos yang dipercaya oleh suku Dani menjadi asal mula terbentuknya sungai ini. Konon hiduplah satu keluarga yang merindukan kehadiran anak laki-laki ditengah keluarga mereka. Pada suatu ketika saat yang dinantikan itu pun tiba, dimana anak laki-laki yang sangat dirindukan itu lahir di tengah-tengah keluarga tersebut.

Namun kelahiran anak laki-laki yang mereka cintai itu menjadi kerisauan tersendiri mengingat saat itu masyarakat dihebohkan dengan munculnya seekor ular besar yang suka memangsa anak laki-laki.

Sehingga keluarga itu pun melakukan penjagaan ekstra ketat terhadapa anak laki-laki mereka itu. Jika kedua orang tuanya pergi berkebun, maka anak perempuan mereka ditugaskan untuk menjaga adik laki-lakinya, dengan pesan agar segera memanggil bapaknya jika ular besar itu datang.

Singkat cerita, suatu saat ular itu pun datang dan ingin memangsa anak laki-laki dari keluarga tersebut. Anak perempuan kemudian bergegas berteriak memanggil bapaknya. Bapaknya pun datang dengan membawa kapak batu dan menyerang ular tersebut, maka terjadilah pertarungan hingga beruujung pada tewasnya ular besar itu dengan dipotong menjadi dua oleh bapak dari anak-anak laki itu.

Dengan peristiwa itu, ular besar itu kemudian diyakini oleh masyarakat telah berubah menjadi sungai Baliem, dimana kepalanya mengalir ke utara dan ekornya mengalir ke selatan.

Meskipun saat ini sungai Baliem ini tidak lagi mengalir ke utara, sebab menurut cerita masyarakat sekitar bahwa pernah terjadi gempa bumi atau tanah longsor pada masa lalu sehingga menutup aliran Sungai Baliem yang mengarah ke utara.

Namun apapun itu, sungai Baliem tetap saja menyimpan keunikan dan sejuta pesona alam Papua yang tiada taranya dan patut untuk dilestarikan. (Red)

Editor: Musafir Nawipa

GALERI FOTO


Kent Sroyer (Pimpinan Suara Nabire) dan Yus Baminggen (Pimpinan Lanny.News)


Abdy Busthan (Pendiri Kompas.Papua)

Yus Baminggen, Abdy Busthan dan Kent Sroyer

SUARA.NABIRE - Diduga mengalami pencurian dengan kekerasan, seorang kakek bernama Kari (81 Tahun) ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya yang terletak di Jalan Jayanti, depan Perumahan Pemda, Kelurahan Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, pada hari Sabtu (10/04/2021), sekitar Pukul 08.00 WIT

Menurut keterangan anak kandung korban, IP (41 Tahun), sekitar pukul 07.30 WIT dirinya melihat rumah yang di depan yang di huni oleh korban Kari dalam keadaan terbuka, dan melihat pintu kios juga dalam keadaan terbuka. Selanjutnya IP menyampaikan keadaan tersebut kepada suaminya YI (42 Tahun) untuk melihat kondisi rumah.

Tidak menunggu lama, YI kemudian bergegas menuju rumah tersebut dan melihat korban sudah dalam keadaan terduduk di pintu belakang rumah dengan kondisi luka pada bagian kepala dan karena kehabisan darah korban akhirnya meninggal dunia di tempat

Melihat keadaan tersebut YI langsung menghubungi Kepolisian Sektor Nabar via seluler, dan selang beberapa menit kemudian Gabungan piket fungsi Polres Nabire bersama Polsek Nabar tiba di TKP dan langsung mengamankan areal tempat kejadian perkara

Pada sekitar Pukul 09.43 WIT, identifikasi Polres Nabire tiba di TKP melakukan olah TKP di areal tempat kejadian dan langsung membawa Jenazah ke RSUD Nabire untuk di Visum

Dugaan awal, kejadian tersebut merupakan kasus Pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan Korban meninggal dunia dan mengalami luka dalam pada bagian kening atas, yang dikuatkan dugaan berdasarkan bukti alat cungkil (linggis) yang masih berada di sekitar TKP, serta beberapa ternak (ayam) yang hilang di kandang samping rumah korban.

Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian mengingat masih dilakukan penyelidikan dengan pemeriksaan alat bukti di TKP dan meminta keterangan dari para saksi. (Red)

SUARA.NABIRE - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Nabire, Muhammad Rizal, SH., MH., menerima suntikan Vaksin Covid-19 sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19, pada Jumat (9/04/21), yang dilaksanakan di Aula Kantor Kejaksaan Negeri Nabire, Jalan Merdeka No.50 Nabire, Papua.

Kajari Nabire beserta 27 pegawai di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Nabire melaksanakan vaksinasi perdana bersamaan dengan 36 orang pegawai dari kantor Pengadilan Negeri Nabire.

"Hari ini kami Kejari Nabire mendapatkan jatah dari Pemerintah Daerah untuk melakukan vaksin, yang kebetulan berbarengan dengan kantor Pengadilan Negeri Nabire. Jadi serentak dua instansi yang dilaksanakan pada hari ini," demikian jelas Kajari Rizal ketika ditemui awak media ini

Kepada awak media Rizal membeberkan bahwa dari total kurang lebih 27 pegawai Kejari Nabire, yang sudah mendaftar untuk divaksin kurang lebih 80 persen. "Dan kami tetap akan memaksimalkan semua pegawai untuk wajib mengikuti vaksin," jelasnya.

Ditambahkan Rizal bahwa pihaknya sudah menghimbau agar semua pegawai wajib melaksanakan vaksin, dan pada umumnya semua pegawai sudah menyatakan bersedia.

"Ini adalah tahap perdana vaksinasi untuk Kejari Nabire, tentu beberapa hari lagi akan diagendakan untuk tahap kedua. Dan sebagai program Nasional, maka tentu kami di daerah harus mendukung penuh program pemerintah terkait dengan pelaksanaan vaksinasi ini," ungkap Rizal.

Usai disuntik vaksin, Rizal menghimbau agar seluruh masyararakat khusus di Kabupaten Nabire agar tidak perlu takut untuk ikut melaksanakan vaksinasi dikarenakan sudah memiliki persyaratan ijin dari BPOM.

“Masyarakat tidak perlu khawatir. Saya mengimbau segera untuk melaksanakan vaksin ini sebagai bentuk pencegahan penularan Virus Covid-19 dan untuk memutus rantai penularan Covid-19, selain tetap menerapkan Protokol Kesehatan, dilakukannya pemberian Vaksin Covid-19 untuk meningkatkan antibodi tubuh," pesan Rizal

Menutup penjelasannya, Rizal berharap kegiatan vaksinasi tersebut tidak berhenti dan tidak hanya menjadi sebatas program saja, tetapi nantinya akan berlanjut kepada masyarakat secara massal.

"Karena ini bukan lagi menjadi kebutuhan orang per orang tetapi sudah menjadi kebutuhan massal untuk semua warga, terutama untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah terserang Covid-19, maka harapan kami ini tidak berhenti dan tidak hanya menjadi sebatas program saja, tetapi nantinya akan berlanjut kepada masyarakat secara massal," demikian tutup Kepala Kejaksaan Negeri Nabire, Muhammad Rizal, SH., MH. (red)

GALERI FOTO:






MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget