SUARA.NABIRE - Dua mantan pemain sepakbola yang pernah berjuang membela Persinab, sebuah klub sepakbola kebanggaan masyarakat kabupaten Nabire, akhirnya berkomentar terkait kondisi yang sedang dialami Persinab Nabire saat ini.
“Harapan kami untuk sepakbola Persinab Nabire, untuk ke depan saya rasa perlu dibenahi,” demikian ungkap Yus Baminggen, salah satu mantan Pemain Persinab Nabire di era tahun sembilan puluan.
Yus menambahkan bahwa benang merah kegagalan Persinab dimasa lampau harus diputuskan dan membangun kembali pengurus yang solid.
“Saya rasa kami semua tahu di Nabire. Kami semua pelaku Persinab di Nabire. Kami semua ada disini. Jadi benang merah itu pasti kami tahu semua. Harapan saya benang merah ini kita putuskan dan terus kita membangun satu pengurus yang solid. Sehingga Persinab ke depan itu tidak seperti yang lalu-lalu,” tutur Yus.
Menurut Yus, semua krisis yang terjadi, entah itu krisis keuangan, krisis manajemen, semuanya perlu dibenahi menjadi lebih baik.
“Jadi sudahlah yang sepuluh tahun dan duapuluh tahun yang lalu itu kita putuskan saja. Karena Nabire ini kalau mau bilang gudang pemain. Saya rasa semua pemain yang ada keluar daerah Papua sudah pernah latihan di Nabire,” ungkapnya
Bagi Yus, karena Nabire merupakan gudang pemain, maka Persinab ke depannya perlu dibenahi terutama soal manajemen dan kepelatihannya, sehingga Persinab bisa punya peluang untuk bermain di Divisi Satu seperti Persipura, Perseru dan Persiwa.
“Harapan ke depan mungkin ketika Bupati terbaru ini terpilih, kita semua benahi Persinab itu, sehingga kita mencapai kekuatan yang luar biasa, karena sepakbola ini semua punya. Jadi kalo kita benahi dengan baik maka sejarah akan mencatat bahwa Nabire itu gudang pemain,” demikian tutup Yus Baminggen.
Senada dengan harapan Yus, mantan stiker Persinab Nabire yang sudah makan garam dalam kompetisi Nasional, Yahya Sosomar, yang akrab dipanggil "Yaso", juga memiliki harapan yang sama tentang pengelolaan Persinab Nabire ke depan.
Ketika dikonfirmasi awak media ini, Yaso menuturkan bahwa sistem dan pengurus Persinab harus dirubah dan lebih memperbanyak pembinaan.
"Kalo buat saya mungkin kita rubah sistemnya dan pengurusnya. Dan juga perbanyak pembinaan. Karena regenerasi sepakbola di Nabire ini saya kira sudah sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah di Papua yang lainnya," ungkapnya.
Yaso menambahkan bahwa sepakbola seharusnya dilihat secara keseluruhan, karena bukan milik satu atau dua orang saja, tetapi milik semua orang.
"Pemerintah Daerah harus lebih jeli lihat dunia sepakbola. Sepakbola itu bukan punya satu atau dua orang. Sepakbola itu punya kita semua. Bukan punya anak Bupati, bukan punya Bupati. Sepakbola itu punya masyarakat," terang Yaso.
"Sekali lagi, sepakbola itu bukan punya penguasa, tapi sepakbola itu punya kita semua," demikian tutup Yahya Sosomar ketika ditemui awak media ini disalah satu Caffe yang terletak di Bumiwonorejo Kota Nabire tecinta. (Red)