Articles by "Video"

Jayapura, SUARA.NABIRE - Puluhan anggota Polisi Orang Asli Papua (OAP) melakukan aksi protes terhadap hasil seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) di depan ruang Rasta Samara Polda Papua, pada hari Jumat (12/3/21) malam.

Pasalnya mereka menilai hasil seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) yang dikeluarkan oleh Polda Papua tidak sejalan dengan Program Afirmasi Otsus yang sebelumnya dijaminkan kepada mereka.


Salah seorang anggota Polisi OAP mengatakan bahwa hasil tersebut harus dibatalkan mengingat tidak sejalan dengan afirmasi Otsus yang sebelumnya digadang-gadang bisa menjamin kelulusan semua anggota Polisi OAP.

"Mana afirmasi Otsus yang kalian bicara. Ini kami tidak lulus. Kami sudah dijamin akan lulus dengan program afirmasi Otsus , kenapa hanya sedikit yang lulus. Kami tidak terima. Hasil ini harus dibatalkan," demikian teriak salah seorang anggota polisi OAP dengan penuh kekecewaan.

Puluhan Polisi OAP Protes di Polda Papua

Salah seorang lagi mengatakan bahwa anggota polisi OAP mendapat ketidakadilan dan diskriminasi dari hasil seleksi yang dikeluarkan. “Masakan dari 150 orang yang ikut, hanya 41 anggota yang lulus? Stop adanya perlakuan diskriminasi bagi kami Orang Asli Papua disini," tegasnya.

"Sudah jelas-jelas, 150 orang yang semestinya adalah bagian dari afirmasi Otsus dan bukan regular, tetapi malah adanya ketidakadilan yang terjadi begitu saja bagi hak-hak kami Orang Asli Papua,” demikian ucap seorang lagi dengan kesal. (Red)


SUARA.NABIRE l Yayasan Pesat Nabire menggelar pemeriksaan rapid tes anti gen kepada 160-an guru, staf dan karyawan yang bernaung dibawah Yayasan Pesat Nabire yang tersebar di beberapa tingkatan pendidikan mulai dari Kelompok Belajar (KB), TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, pada Senin (22/02/21).

Kepada awak media ini, Yohanes Eddie Sutopo S,Th., selaku Ketua Departeman Pendidikan Yayasan Pesat Nabire, membeberkan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menyikapi surat edaran yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan bahwa semua dewan guru wajib melakukan Repid tes.

"Mengingat adanya edaran dari Dinas Pendidikan, kita melakukan Rapid tes Anti Gen dengan jumlah peserta atau Staf kami diperkirakan sekitar 160 an, yang terdiri dari pengurus Yayasan plus dengan Komunitas Yayasan yang terkait. Mungkin nanti bisa bertambah," demikian beber Yohanes.

Yohanes menuturkan bahwa alat Anti gen yang digunakan dalam kegiatan tersebut berasal dari seorang donatur di Jakarta.

"Jadi kami hadirkan dan datangkan dari Jakarta. Kemudian kami bekerjasama dengan Puskesmas Kalibobo dan Dinas Kesehatan, dalam hal ini sebagai pelaksana teknisnya dalam kegiatan Rapid ini," terangnya

Pantauan awak media ini, jumlah guru yang melakukan rapid terdiri dari guru TK sebanyak 33 orang, guru Kelompok Belajar (KB) sebanyak 4 orang, guru SD sebanyak 32 orang, guru SMP sebanyak 26 orang, guru SMA berjumlah 29 orang, dan guru SMK yang berjumlah sebanyak 14 orang guru.

"Hal ini kami lakukan agar kita bisa mengetahui apakah guru-guru ini sehat atau bebas dari covid 19," ungkap Yohanes

Ditempat yang sama, Kepala Puskesmas Kalibobo Nabire, dr. Yohanes Ondy, selaku penanggung jawab dalam kegiatan pemeriksaan Rapid Tes Anti Gen tersebut, menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Yayasan Pesat sangat membantu pihak Puskesmas Kalibobo dan juga Dinas Kesehatan Nabire.

"Ya, apa yang sudah dilakukan oleh Yayasan Pesat ini sangatlah membatu kami di Puskesmas Kalibobo dan juga Dinas Kesehatan Nabire, dan ini membawa dampak positif bagi masyarakat, kelompok-kelompok lain agar juga bisa melakukan hal yang sama," ujar dokter Ody.

Ditambahkannya bahwa kegiatan Rapid Anti Gen yang dilakukan tersebut melibatkan total 4 orang tenaga medis, yakni dirinya sendiri yang ditambah lagi dengan 3 otrang tenaga medis lainnya. (Red)

GALERI FOTO:










SUARA.NABIRE - Dua mantan pemain sepakbola yang pernah berjuang membela Persinab, sebuah klub sepakbola kebanggaan masyarakat kabupaten Nabire, akhirnya berkomentar terkait kondisi yang sedang dialami Persinab Nabire saat ini.

“Harapan kami untuk sepakbola Persinab Nabire, untuk ke depan saya rasa perlu dibenahi,” demikian ungkap Yus Baminggen, salah satu mantan Pemain Persinab Nabire di era tahun sembilan puluan.

Yus menambahkan bahwa benang merah kegagalan Persinab dimasa lampau harus diputuskan dan membangun kembali pengurus yang solid.

“Saya rasa kami semua tahu di Nabire. Kami semua pelaku Persinab di Nabire. Kami semua ada disini. Jadi benang merah itu pasti kami tahu semua. Harapan saya benang merah ini kita putuskan dan terus kita membangun satu pengurus yang solid. Sehingga Persinab ke depan itu tidak seperti yang lalu-lalu,” tutur Yus.

Menurut Yus, semua krisis yang terjadi, entah itu krisis keuangan, krisis manajemen, semuanya perlu dibenahi menjadi lebih baik.

“Jadi sudahlah yang sepuluh tahun dan duapuluh tahun yang lalu itu kita putuskan saja. Karena Nabire ini kalau mau bilang gudang pemain. Saya rasa semua pemain yang ada keluar daerah Papua sudah pernah latihan di Nabire,” ungkapnya



Bagi Yus, karena Nabire merupakan gudang pemain, maka Persinab ke depannya perlu dibenahi terutama soal manajemen dan kepelatihannya, sehingga Persinab bisa punya peluang untuk bermain di Divisi Satu seperti Persipura, Perseru dan Persiwa.

“Harapan ke depan mungkin ketika Bupati terbaru ini terpilih, kita semua benahi Persinab itu, sehingga kita mencapai kekuatan yang luar biasa, karena sepakbola ini semua punya. Jadi kalo kita benahi dengan baik maka sejarah akan mencatat bahwa Nabire itu gudang pemain,” demikian tutup Yus Baminggen.

Senada dengan harapan Yus, mantan stiker Persinab Nabire yang sudah makan garam dalam kompetisi Nasional, Yahya Sosomar, yang akrab dipanggil "Yaso", juga memiliki harapan yang sama tentang pengelolaan Persinab Nabire ke depan.

Ketika dikonfirmasi awak media ini, Yaso menuturkan bahwa sistem dan pengurus Persinab harus dirubah dan lebih memperbanyak pembinaan.

"Kalo buat saya mungkin kita rubah sistemnya dan pengurusnya. Dan juga perbanyak pembinaan. Karena regenerasi sepakbola di Nabire ini saya kira sudah sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah di Papua yang lainnya," ungkapnya.

Yaso menambahkan bahwa sepakbola seharusnya dilihat secara keseluruhan, karena bukan milik satu atau dua orang saja, tetapi milik semua orang.

"Pemerintah Daerah harus lebih jeli lihat dunia sepakbola. Sepakbola itu bukan punya satu atau dua orang. Sepakbola itu punya kita semua. Bukan punya anak Bupati, bukan punya Bupati. Sepakbola itu punya masyarakat," terang Yaso.

"Sekali lagi, sepakbola itu bukan punya penguasa, tapi sepakbola itu punya kita semua," demikian tutup Yahya Sosomar ketika ditemui awak media ini disalah satu Caffe yang terletak di Bumiwonorejo Kota Nabire tecinta. (Red)

Duka Durjana
Karya: Abdy Busthan


Jika aku ingin kembali,
Ku ingin senyum, bukan tangisan
Jika aku ingin membeli,
Ku ingin bernafas, bukan kematian

Jingga apa? warna apa? bedebah apa,
Jawabnya, itu naluri bukan pertapa,
Jujur, meski maskulin tak pantas ada,
Jantung langit juga liar mendekap bara

Tuhan, Tuhan, Tuhan,
Ampun, ampun, ampun ....

Singgasana badai menghujam tirai epidermis,
Harapan berderai, seakan biduk bersujud miris
Hari terkapar resah, dalam untaian sang pesimis
Seharusnya progeni berkelakar, lalu optimis

Tanpa ampun, amarah racunmu meneror
Tak tampak lagi peraduan maafmu mengalir
Tempat aman kian bringas menjadi kotor
Titah amanat semakin tak terhiraukan terukir
Tembang lara semakin sendu tak berpelipur

Aku hanya ingin,
Tak ada lagi tangisan di dunia ini,
Sebab tangisan mengisyaratkan duka

Aku hanya ingin,
Tempat sembilu tak mengalir lagi,
Seakan menimpa mereka yg tak berdosa

Tuhan, akankah fakta mengingkari fakta?
Tuhan, bisakah musibah berganti mujizat ?
Tuhan, pernahkah kehidupan berlalu dari derita?
Tuhan, mampukah vonis tertunda, lalu terlambat?

Jika aku ingin kembali,
Aku pun tak kembali lagi
Jika aku tak kembali lagi,
Aku hanya ingin untuk kembali

(Ketika Mr X, terkena kanker jahat, ia meninggalkanku di kediamannya-Surabaya)

SUARA.NABIRE - Fenomena penampakan awan yang menyerupai Yesus terjadi di Kota Nabire pada Tanggal 1 Juni 2020. Kejadian ini diabadikan langsung oleh beberapa warga kota Nabire melalui rekaman Video yang akhirnya menjadi viral dan heboh di Facebook dan grup-grup percakapan WhatsApps, serta media sosial lainnya.

Dalam video itu terlihat gumpalan awan yang menyerupai manusia, sehingga banyak warga yang mengira bentuk manusia yang dimaksud itu menyerupai Yesus Kristus yang dipercayai sebagai Juruselamat bagi umat Kristen.

Kemunculan video fenomena langka yang viral itu pun menuai ragam komentar. Sebagian warganet menyebutkan penampakkan tersebut seperti sosok Yesus.
Ada pula beberapa kalangan yang mengaitkannya dengan wabah virus corona, dimana kemunculan fenomena itu sebagai pertanda bahwa Sang Pencipta sedang mengingatkan agar warga harus lebih dekat lagi kepada Sang Pencipta.

"Itu adalah penampakan Tuhan kami Yesus Kristus agar kita sebagai umat Kristen harus selalu setia dan beriman kepada-Nya di tengah wabah corona ini", demikian dikatakan salah satu warga Kristiani yang tinggal di Sambabusa, dengan inisial MK (51).

"Subhanallah, fenomena itu adalah kebesaran Allah SWT, melalui Nabi Isa agar Umat Muslim tetap mengutamakan sholat untuk berdoa supaya wabah virus Corona lekas hilang", ujar RM (46) salah satu Umat Muslim yang berdomisili di Sanoba, Nabire.

Terlepas dari beberapa anggapan masyarakat di atas, menurut salah satu Dosen di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Nabire, Zet Nagapa, SH., M.H, ketika ditemui di salah satu Cafe di kota Nabire oleh awak media SN, Nagapa mengatakan bahwa orang bisa saja dengan bebas menafsirkan hal itu sebagai penampakan, kode alam, atau lain sebagainya. Terserah kita masing-masing memaknainya dari sudut mana.



Zet Nagapa, SH., M.H, Dosen STAK Nabire

Nagapa menegaskan bahwa namun jika hal ini kita melihatnya berdasarkan kacamata sains dan kajian ilmiah, maka tentu terdapat penjelasan mengapa seseorang mempercayai adanya pengalaman spiritual, termasuk penampakan Yesus ini.

“Seseorang dapat dengan mudah dan cepat untuk mempercayai adanya pengalaman spritiual dan kekuatan gaib karena adanya efek Barnum. Dan teori ini menjelaskan bahwa seseorang cenderung menerima deskripsi subjektif yang umum dan tidak jelas sebagai hal unik bagi mereka”, ungkap Nagapa.

“Dalam penjelasan ilmiah, hal itu disebut sebagai Pareidolia. Dan Pareidolia bisa disebut sebagai sebuah fenomena ketika melihat pola dari objek-objek yang menjadi penyebab seseorang melihat dari gambaran kabur, seakan-akan menyerupai sesuatu yang signifikan", ujar Nagapa.

"Dan hal yang menarik dari para pengidap Pareidolia ini bahwa mereka kerapkali mengaitkan fenomena secara religiusitas, seperti mempersepsikan sesuatu lalu mengaitkannya dengan citra tokoh maupun simbol agama. Seperti Yesus, Bunda Maria dan Lafadz Allah”, demikian dijelaskan kembali oleh Nagapa. (red)


foto penampakan 1


foto penampakan 2


foto penampakan 3


foto penampakan 4

SUARA.NABIRE - Bupati Isaias Douw, S.Sos. MAP, kembali melepas 9 pasien covid-19 yang telah dinyatakan sembuh pada tanggal (29/05/2020) di BLUD - RSUD Nabire (sebelumnya 1 pasien mendahului pulang, sisa 8 pasien pada acara pelepasan).

Dikatakan Bupati Douw dalam sambutannya, bahwa pandemi covid -19 di kota Nabire bisa berakhir di bulan Juni. “Semua pihak harus berdoa kepada Tuhan agar tepat bulan Juni semua pasien covid 19 bisa sembuh total”, demikian ditegaskan Bupati Douw

Douw juga menyatakan bahwa bulan Juni akan membuka akses Pesawat dan Kapal laut, serta Rumah Ibadah dan Sekolah. Dan untuk rencana tersebut akan diserahkan kepada Forkompinda untuk membahasnya dalam rapat terbuka demi memasuki kondisi ‘New Normal’ atau kondisi normal pada Juni mendatang.

Menyambung apa yang ditegaskan Bupati Douw terkait upaya penyembuhan semua pasien Covid di Nabire di bulan Juni, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 kabupaten Nabire, dr. Frans Sayori, M.Kes, memberikan dua langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu mengadakan rapid tes kepada semua masyarakat agar bisa deteksi awal, dan langkah kedua adalah tetap mengikuti anjuran pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan.

“Pertama, semua masyarakat di kota Nabire kalo bisa kita periksa rapid tes secara masal, lalu yang kedua tetap mengikuti anjuran pemerintah tetap melakukan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan. Dengan dua langkah ini saja, Saya yakin kasus kita akan turun”, demikian ditegaskan Sayori

Pada kesempatan itu pula, Sayori menjelaskan bahwa pemeriksaan pasein covid – 19 di Nabire digandeng dengan pemerikasaan HIV AIDS dan Malaria sebab disamping mengikuti arahan dari provinsi, juga melihat bahwa semua program penyakit harus dijalankan.

“Saya selaku ketua bidang P2P (Pencegahan Penanggulangan Penyakit) tentunya setelah arahan dari Provinsi, apalagi kita di Nabire dengan tingkat kasus HIV tertinggi di tanah Papua, sehingga kolaborasi pemeriksaaan rapid tes, HIV dan Malaria adalah momen yang pas”, demikian dijelaskan Sayori

“Jangan sampai kita fokus ke corona, sedangkan penyakit yang lain menjadi masalah baru. Kita tahu bahwa untuk sehat perlu kita periksa semua. Jangankan rapid tes, HIV AIDS dan Malaria, sampe kaskado juga kita periksa”, demikian ditegaskan kembali oleh dr. Frans Sayori, M.Kes kepada awak media ini (Red).

SUARA.NABIRE - Pada Selasa (26/05/2020), tepat Pukul 14.00. Wit, bertempat di halaman rumah ibu Nanci Worabai, S.Sos, bantuan sebanyak 30 karung beras, ukuran 10 kg, di distribusikan langsung kepada 30 orang janda melalui perwakilan POLRES Nabire yang dipimpin langsung Paur Log Subbag Sarpras, Ipda Zulkifli K. Kawi bersama personil Sapras Polres Nabire.

Ipda Zulkifli K. Kawi menyampaikan bahwa bantuan ini bersumber dari MABES POLRI, kepada POLDA Papua, seterusnya disalurkan melalui POLRES Nabire, yang diperuntukan kepada mereka yang tidak terjangkau oleh bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, serta bagi mereka yang benar - benar tidak mampu.

SUARA.NABIRE - Perwakilan Masyarakat Anti Covid-19 di Nabire yang menamakan diri "Macan", hari Rabu (20/5/20), menggelar audiens langsung dengan Pemda Nabire yang diwakili oleh Sekda, Daniel Maipon S.STP, guna membicarakan hal-hal menyangkut penanganan Covid 19 di kota Nabire.

Dalam audiens tersebut, Macan yang berperan sebagai fasilitator, melakukan komunikasi langsung dengan Pemda Nabire untuk mensinergikan usulan, ide, dan keluhan dari semua kalangan masyarakat kepada Pemerintah, terkait penanganan covid 19 di kota Nabire selama ini.

SUARA.NABIRE l Kreativitas dan kecerdikan orang Yahudi memang tak perlu diragukan lagi. Ditengah pandemi covid -19 yang menyerang dunia internasional, sekali lagi bangsa Yahudi menghasilkan pencapaian luar biasa.

Institut Penelitian Biologi Israel (IIBR) mengumumkan pada hari Senin (1/3/20) bahwa mereka telah menyelesaikan fase pengembangan antibodi untuk memerangi virus corona, dan itu akan menuju ke produksi massal.

Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett ketika mengunjungi laboratorium pada hari Senin langsung mempulikasikan tentang kemajuan tersebut.

"Sebuah terobosan signifikan telah dicapai dalam menemukan penangkal virus Corona yang menyerang virus dan dapat menetralkannya di tubuh yang sakit," demikian dikatakan Benneett dari IIBR

IIBR berupaya mematenkan antibodi dan memproduksinya secara komersial dalam kemitraan dengan Kementerian Pertahanan Israel.

"Saya bangga dengan staf Institut Biologis, yang telah membuat terobosan besar," kata Bennett kepada Jerusalem Post.

"Kreativitas dan kecerdikan orang Yahudi menghasilkan pencapaian luar biasa ini," tambahnya.

Sejauh ini Israel memiliki lebih dari 16.000 kasus virus korona yang dikonfirmasi, dengan hanya 234 kematian akibat virus itu.

Negara ini berada di jalur untuk mulai membuka kembali aktivitas normal setelah melihat penurunan dalam kasus dan kematian pada beberapa hari terakhir.

Ada protes dari pemilik bisnis yang putus asa yang menuntut agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan pasar terbuka untuk beroperasi sekali lagi (Red)

Diterjemahkan kembali dari The Israel Wire

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget