Articles by "Motivasi"

SUARA.NABIRE, MIMIKA -Seorang warga Kyamki Narama Mimika, bernama Lenius Jikwa, saat ini bisa menikmati hasil bantuan sepasang babi yang dulunya diberikan Wakapolda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto.

Pasalnya dari beternak babi, Lenius mampu menguliahkan anak anaknya. Kini Lenius sudah memiliki peternakan babi yang sangat menjanjikan, dimana dari sepasang babi pemberian Wakapolda tersebut, saat ini Levinas sudah memiliki 47 ekor babi dan diantara 47 itu 7 sudah dalam kondisi hamil lagi.

Diketahui bahwa sebelumnya Wakapolda Papua, Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto, merupakan sosok pelopor penggerak Binmas di wilayah Mimika dan saat itu memberikan bantuan satu pasang babi kepada Lenius Jikwa dengan harapan bisa dipelihara sehingga nantinya mampu menunjang ekonomi keluarga.

“Ini di luar imajinasi saya. Saya dulu hanya membagikan 1 pasang saja dan sekarang sudah jadi 42 pasang. Ini berkat kerja keras Papa Mama sekalian, ” ucap Wakapolda Papua saat mengunjungi peternakan babi milik Lenius Jikwa, pada Minggu (21/03/21).

Wakapolda Papua tidak menyangka apa yang dulunya dikerjakan sebagai bentuk pengembangan komunitas atau pengembangan komunitas di wilayah Mimika, ternyata kini menghasilkan hasil yang membuat masyarakat di sekitar peternakan babi milik Lenius Jikwa menjadi berdaya.

“Papa Mama, ini sekaligus memberikan pelajaran berharga, bahwa apa yang dilakukan dengan kerja keras dengan ketulusan dengan kecintaan ternyata menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dari satu pasang sekarang sudah 47 dan di antara 47 itu 7 sudah dalam kondisi hamil lagi, ” ungkap Wakapolda Papua denga mata berkaca-kaca.

Wakapolda Papua berharap program Binmas yang bermanfaat bagi masyarakat di Papua terus ditingkatkan, sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat Papua, terutama bagi ekonomi dan pada generasi Papua selanjutnya.

Ditempat yang sama, Lenius turut menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Polda Papua dan membagikan 5 ekor babinya kepada Gereja setempat sebagai ucapan rasa syukur. (Red)

Editor: M Tekege

SUARA.NABIRE - Bhabinkamtibmas Kelurahan Bumiwonorejo, Ipda Nasirun, bersama Babinsa Sertu Purwanto, mengunjungi Mbah Siswanto, seorang warga Lanjut Usia (Lansia) yang sedang mengalami sakit di Kelurahan Bumiwonorejo, Kabupaten Nabire

Kunjungan tersebut dilakukan pada hari Senin (15/03/21), sekita Pukul 10.30 WIT. Diketahui bahwa Mbah Siswanto sudah mengalami sakit kurang lebih 11 bulan lamanya, akibat terjatuh pada saat mendorong gerobak berisi batu.

Pada kesempatan itu, Ipda Nasirun dan Sertu Purwanto turut mendoakan kesehatan Mbah Siswanto agar bisa pulih kembali.

"Semoga Allah SWT segera mengangkat penyakit yang ada di tubuh Mbah Siswanto, sehingga Mbah Siswanto segera sembuh dan pulih kesehatannya seperti sedia kala, Aamin," demikian doa mereka.

Usai mendoakan Mbah Siswanto, Ipda Nasirun berpesan agar tetap sabar, berdoa dan Taqoruf kepada Allah SWT. "Melalui Doa yang dipanjatkan, Allah pasti mendengar atas doa dari hamba-Nya," tutur Ipda Nasirun.

Mengakhiri kunjungannya, Ipda Nasirun dan Sertu Purwanto tak lupa berpesan kepada anak-anaknya agar senantiasa memperhatikan kondisi perkembangan kesehatan orang tuanya. (Red)

SUARA.NABIRE - Bagi pencinta olahraga balap motor di kota Nabire bahkan di Papua, nama "Sari Saraka" bukanlah sosok yang asing. Betapa tidak, bapak dari 4 anak ini sudah memiliki segudang pengalaman di dunia balap motor lintasan aspal (road race) dan lintasan lumpur (grasstrack) bersama saudaranya: Asiz dan Hamzah Saraka.

Pria asal Bugis yang dilahirkan dan dibesarkan di kota Nabire ini awalnya mengikuti jejak sang kakak, Asiz Saraka, yang merupakan pembalap motor pertama di Nabire yang pada masanya selalu tampil sebagai juara 1 dalam setiap ajang kejuaraan grasstrack baik di tingkat lokal maupun Provinsi.

Sari sendiri memulai kariernya di dunia balap motor adalah sejak tahun 1998. Berbagai kejuaran balap motor baik di tingkat lokal, tingkat Provinsi hingga ke tingkat Nasional pernah diikuti Sari.

Ketika ditemui pada Selasa (23/02/2021) di bengkelnya, Sari bercerita bahwa perjalanan menjadi pembalap penuh dengan perjuangan dan banyak resiko yang harus dilalui. Ditambah lagi dengan kurangnya dukungan finansial.

"Saya memulai karir balap waktu itu cukup jatuh bangun karena kami ini dari keluarga yang pas-pasan. Dukungan finansial kurang, dan waktu itu kami dengan teman-teman memulainya dengan balapan liar di jalan yang penuh dengan resiko", ujar bapak yang memiliki nama lengkap M. Syahrir Saraka.

Terkait usaha bengkel motor yang dimiliki sekarang, Sari mengatakan bahwa memiliki bengkel motor sendiri seperti yang sudah berjalan saat ini, juga dimulai dari nol.


Suasana di Bengkel Akart (Foto:AB)

"Waktu itu saya mulai dari nol, saya dan saudara saya awalnya membuka bengkel di rumah sendiri. Setelah itu karena belum punya modal yang cukup, saya ikut membantu abang-abang di Karang Tumaritis, seperti abang Maming dan Cakra," demikian dikatakan Sari yang saat ini berusia 41 tahun.

Setelah bekerja dengan orang sambil mengumpulkan modal yang cukup, barulah pada tahun 2015, Sari mulai merintis bengkel sendiri yang diberi nama "Akart" yang merupakan kepanjangan dari "Anak Karang Tumaritis". Bengkel Akart terletak setelah tikungan Pasar Karang Tumaritis, jalan arah ke Batalyon, sebelah kiri jalan.

Untuk masyarakat kota Nabire dan sekitarnya, bengkel Akart merupakan bengkel motor terbesar dan cukup terkenal. Bahkan melalui bengkel ini, banyak pembalap-pembalap lokal bermunculan.


Aktivitas Sari Saraka di bengkel Akart (Foto:AB)

Ketika ditanya soal dampak dari pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial akibat virus corona terhadap usahanya, Sari mengatakan bahwa kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatannya.

"Sepertinya Pemerintah Daerah belum siap dengan kebijakan yang diberlakukan. Kalo menurut saya, sebelum memutuskan kebijakan, seharusnya pemerintah memperhatikan dampaknya bagi kami para usahawan" ujar Sari.

"Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial sangat mempengaruhi pendapatan kami, apalagi waktu semuanya di tutup jam 02.00 Wit, itu sangat memberatkan kami. Tapi untunglah saat ini sudah bisa dibuka sampai jam 06.00," demikian tegas Sari Saraka yang merupakan mantan pembalap motor Nabire yang paling banyak mengikuti turnamen balap di luar daerah (Red).

SUARA.NABIRE l Meskipun bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Polsek Mapia, Brigpol Agus Prayoga, memiliki jiwa dan semangat dalam mendukung dunia pendidikan Indonesia, khususnya di daerah terpencil. Ya, suatu pengorbanan seorang aparat keamanan yang patut diacungkan jempol

Pasalnya, Brigpol Agus Prayoga terlihat turun tangan mengambil bagian dalam membantu para guru Sekolah di Distrik Mapia dalam Pelatihan Penggunaan Aplikasi Raport K-13, yang bertempat di SD YPPK Abaimaida, pada Sabtu (13/02/21).

Dalam kesempatan tersebut, Brigpol Agus terlihat sedang memberikan materi dan mengajarkan Kepala Sekolah YPPK Abaimaida, Sabina Dogomo, S.Pd, beserta para guru sekolah sebanyak 6 orang.

"Aplikasi Raport K13 ini bukan sebuah software yang harus kita instal, melainkan berbasis pada Microsoft Excel yang sudah disetting formatnya secara otomatis," demikian beber Agus dalam petikan materinya

Adapun SD YPPK Abaimaida, merupakan SD di Kabupaten Dogiyai yang akan menggunakan raport K-13 dan sama sekali belum ada pelatihan tentang aplikasi tersebut dari pihak Dinas terkait di Kabupaten Dogiyai.

Sehingga berdasarkan informasi yang diperoleh awak media ini dari Subbag Humas Polres Nabire, bahwa Kepala SD YPPK Abaimaida kemudian meminta tolong kepada anggota Bhabinkamtibmas yang kebetulan menguasai Aplikasi tersebut.

"Iya benar, kami meminta tolong kepada Bhabinkamtibms Brigpol Agus Prayoga untuk mengajarkan kepada kami tentang penggunaan aplilsi tersebut, karena aplikasi ini menginput nilai raport model sekarang," ungkap Sabina Dogomo, S.Pd, selaku Kepala Sekolah YPPK Abaimaida.

Demikian semangat seorang Abdi Negara dalam mengisi kemerdakaan bangsa ini ditempat dimana ia berada. Apa yang sudah dilakukan Brigpol Agus ini sekiranya bisa menjadi panutan bersama bahwa apapun profesi, pekerjaan dan jabatan Anda, mengajar dan mendidik sesama adalah kenyataan aksiomatis dalam tatanan hidup bersama yang sulit terhindarkan. Semoga. (Red)

Dogiyai, SUARA.NABIRE l Betapa luhur hati seorang tenaga kesehatan (Mantri) bernama Yulianus Magai, yang menjalankan pengabdian kepada rakyat demi meningkatkan kesehatan bagi rakyat di pedalaman Mapia Tengah Kabupaten Dogiyai.

Pasalnya, apa yang dilakukan Yulianus merupakan bentuk pelayanan kesehatan tanpa mengharapkan biaya kepada masyarakat dari segala usia, mulai dari usia anak hingga pada ke usia lanjut.

Tidak hanya melakukan pelayanan pengobatan saja, bahwa demi menjaga masyarakat terhindar dari malaria, Yulianus sering membagikan kelambu kepada warga untuk mencegah penyakit yang disebabkan parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anoples.

Ketika ditemui awak media ini, pada Rabu (03/02/2021), Yulianus mengatakan sudah seharusnya seorang Mantri sebagai pelayan kesehatan melayani sesama.

"Sama seperti guru, kami mantri juga harus melayani sesama dalam tugas mulia yang Allah kasih sehingga dalam kondisi apapun pelayanan kami terus jalan," ujar Yulianus.

Dikatakannya, jika seorang mantri tidak melayani, maka kelak ia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat nanti.

"Kalau kami tidak layani rakyat, berarti pada akhir zaman Allah akan tanya kenapa engkau tidak pernah layani domba Saya? Berarti tidak ada jawaban yang saya siapkan untuk menjawab pertanyaan itu," demikian ucapnya.

"Jadi, apa yang kita tanam, itu yang akan dituai," tegas Yulianus yang sudah lama mengabdikan dirinya di Mapia Diyeugi

Di tempat yang sama, Yonas Magai, salah seorang rekan Mantri, mengatakan bahwa seorang mantri seharusnya tidak melarikan diri dari tugas dan tanggungjawab.

Sehingga Yonas berharap kepada Pemerintah Daerah agar ke depannya bisa memperhatikan nasib para Tenaga Kesehatan dalam hal ini Mantri dan Suster yang mengabdi pada daerah terpencil.

"Kepada Pemerintah Daerah, kami tenaga kesehatan terutama Mantri dan Suster yang bertugas di daerah terpencil ini perlu diperhatikan baik perumahan, kendaraan, dan obat-obatan yang hendak kami mau layani kepada rakyat disana," tutur Yonas

Menurutnya, Kabupaten Dogiyai bisa dimekarkan karena adanya rakyat, bukan karena adanya pejabat

"Apalagi saat ini situasi pandemi Covid-19 ini membuat rakyat tidak bisa buat apa-apa dalam hal ketika mereka sakit hendak mau berobat ke kota sangatlah rumit, Supaya rakyat kita ini dalam keadaan sehat-sehat bisa beraktivitas seperti biasa itulah harapan saya bersama Rekan Mantri Yulianus Magai," demikian tutup Yonas (Red)

Kontributor: Musa Boma

SUARA.NABIRE - Dilahirkan dengan nama Anselmus Petrus Youw, atau yang sering disingkat A.P Youw, adalah sosok sahaja yang pernah memimpin Kabupaten Nabire selama dua periode, yaitu periode pertama tahun 1999 -2004, dan periode kedua tahun 2004 – 2009.

Banyak kalangan menilai bahwa Nabire dibawah kepemimpinan A.P Youw adalah Nabire yang sejahtera dan berseri. Betapa tidak, dengan salah satu konsepnya yang disebut "Gerbang Nun Biru", A.P Youw semakin dikenal sebagai salah satu pemimpin yang peduli terhadap pembangunan kota Nabire.

Adama, demikianlah sapaan akrab A.P Youw yang pada masanya dianggap sebagai sosok orang tua yang mampu mengayomi semua kalangan masyarakat yang berbeda-beda suku, etnis, dan agama di Kabupaten Nabire dan sekitarnya.

Namun, siapa yang sangka bahwa perjalanan menuju altar kepemimpinan sebagai orang nomor satu di Kabupaten Nabire dilaluinya dengan penuh tantangan dan perjuangan yang sulit dan melelahkan.

Awalnya, Adama menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari Epouto menuju Kokonau untuk bersekolah pada tingkat SD. Setelah 6 tahun di Kokonau, kemudian tahun 1960/1961 beliau masuk ke PMS Santo Paulus (sekarang SMP) di Padang Bulan Abepura, Jayapura. Dan selesai tahun 1964.

Pada awal tahun 1965 beliau melanjutkan ke SMA Gabungan dan selesai pada tahun 1968. Dan tahun 1969 beliau mulai masuk bekerja di kantor Gubernur di Inspektorat Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Provinsi.

Pada tahun 1972 beliau dipindahkan ke Nabire dan langsung ditempatkan ke Paniai-Enarotali sebagai Wakil KPS (Kepala Pemerintah Setempat) untuk mendampingi KPS bapak Timotius Mote. (KPS adalah Camat).

Ditahun 1972 beliau menempuh tugas belajar di APDN Jayapura dan selesai di tahun 1975, sehingga di tahun yang sama beliau kembali lagi ke Nabire dan langsung membuka distrik Uwapa yang berkembang hingga sekarang.

Setelah itu, pada tahun 1977 beliau ditunjuk menjadi Camat di Wagete. Karena pada saat itu beliau yang dipercayakan untuk menyelesaikan semua persoalan di Wagete. Dan ternyata saat itu beliau memang sanggup menyelesaikan semua persoalan di sana. Beliau menjadi Camat Wagete dari tahun 1977-1980.

Hingga tahun 1981 beliau kembali dipindahkan ke Nabire di kantor Bupati Nabire selama 2 tahun. Setelah itu, beliau diangkat menjadi Camat Kota Nabire di tahun 1983.

Dan pada tahun 1984 beliau di kirim dengan tanpa test untuk mengikuti tugas belajar di IIP (Institut Ilmu Pemerintahan) Jakarta. Hingga tahun 1986, beliau menyelesaikan pendidikannya dengan baik di IIP Jakarta, dengan judul Skripsi; "Pemekaran Provinsi Papua Menjadi Empat Provinsi dengan Dua Puluh Delapan Kabupaten".

Setelah itu, beliau menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nabire di tahun 1987 hingga tahun 1994. Dan puncak karirnya adalah ditahun 1998, dimana beliau berhasil melengserkan Yusuf Adipata sehingga sang Adama muncul menjadi Bupati Reformasi sejak tahun 1999 hingga dua periode.

Demikianlah perjalanan sang Adama menuju puncak kepemimpinan di Kabupaten Nabire. Dan dalam waktu 2 tahun sejak menjadi Bupati Nabire, beliau berhasil membangun kembali kota Nabire menjadi kota berseri dengan perputaran uang yang cukup stabil.

Menurut beliau, ketika selesai menjabat selama dua periode sebagai Bupati Nabire, tepatnya di tahun 2009, beliau turun dengan meninggalkan kas daerah berjumlah Rp.90 Miliar. (Red)

Nabire, 25 Januari 2021,
Kediaman A. P Youw
Bumi Wonorejo, Nabire

SUARA.NABIRE - Kris Yoani (43 Tahun), seorang pria penyandang difabel yang sehariannya berjualan pulsa di samping Kodim 1705 Nabire cukup antusias menyambut Pilbub Nabire yang direncanakan berlangsung serentak pada 9 Desember 2020 nanti.

Ketika ditemui awak media ini di sela-sela kesibukannya berjualan Pulsa, pada hari Kamis (19/11/2020), Kris mengatakan bahwa dirinya dan kaum difabel lainnya juga memiliki hak yang sama untuk memberikan suara mereka dalam Pilbub Nabire.

"Kami kaum difabel juga punya hak yang sama untuk memberikan suara kami pada Pilbup Nabire nanti," demikian tutur Kris

Kris berharap kepada ketiga kandidat yang berjuang di Pilkada Nabire, agar kelak jika salah satu dari mereka terpilih, mohon untuk lebih memperhatikan semua kaum difabel yang ada dikota nabire ini,

"Selama ini saya melihat kaum difabel seperti tidak mendapat perhatian serius pemerintah, jadi saya harap kepada para calon kandidat yang saat ini maju dalam kontestasi pilkada ini tolong memperhatikan kami juga, karena kami ini manusia yang diciptakan Tuhan, cuman keberuntungan mungkin tidak berpihak kepada kami seperti orang normal lainnya," ungkapnya

Menurut Kris, penyandang difabel di Nabire cukup banyak, yang jumlahnya sekitar 500 orang, dan beberapa diantaranya berusaha mencukupi kebutuhan hidup dengan membuka usaha kecil-kecilan tanpa harus mengharapkan uluran tangan orang lain.

Sehingga Kris sangat mengharapkan agar ke depannya Dinas terkait bisa mendata semua penyandang difabel yang ada di Kabupaten Nabire.

Ketika ditanyai awak media ini tentang usahanya, Kris mengatakan bahwa usahanya sudah berjalan hampir 2 bulan lebih, dengan menggunakan modal dari hasil menjual motor pribadinya.

"Modal usaha jualan pulsa ini saya dapat dari hasil menjual motor saya, sehingga saat ini saya bisa menjalankan usaha ini," bebernya kepada awak media ini

Tak lupa Kris berpesan kepada ketiga Paslon Bupati dan Wakil Bupati Nabire agar tetap memberikan semua yang terbaik demi kemajuan Kabupaten Nabire tercinta.

Diakhir percakapan, Kris pun berucap dengan lirih: "Jangan Lupakan Kami Kaum Difabel Jika Kelak Anda Terpilih Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Nabire". (Red-TN)

GALERI FOTO
(Oleh Tonci Numberi)



(pernikahan Nadim Makarim di Gereja Katolik)

SUARA.NABIRE - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terpilih, Nadiem Makarim, diberitakan menikah beda agama. Pak Nadiem menikah dengan istrinya bernama Franka Franklin, dimana diketahui bahwa pak Nadiem beragama Islam, sedangkan istrinya beragama Katolik.

Informasi tersebut mulai ramai di perbincangkan pada media sosial lewat sejumlah foto yang diunggah oleh akun Twitter Katolik Garis Lucu (@KatolikG) pada Rabu (23/10/2019).

Terdapat tiga foto yang diunggah akun garis lucu itu. Dua di antaranya adalah foto kolase yang menggambarkan momen pernikahan Nadiem dan Franka. Foto kolase pertama menggambarkan ketika keduanya melangsungkan pemberkatan di sebuah gereja. Nadiem dan Franka tampak duduk menghadap altar. Terlihat pula deretan bangku yang berada di depannya terisi penuh.

Di kolase foto lain tampak keduanya berhadap-hadapan sembari mengeluarkan senyum. Sementara itu, di belakang ada pastur yang menengadahkan tangan untuk memberkati mereka yang mengikat janji suci. Pastur itu rupanya Romo Yohanes Sudrijanta. Nikah di Gereja Santa Maria Perawan Ratu Blok Q.

Meskipun pernikahan pak Menteri ini mengundang pro dan kontra bagi warga net, namun pernikahan beda agama sudah banyak terjadi di Indonesia yang di selenggarakan di Gereja Katolik dengan tidak perlu pindah agama. Asalkan salah satu pasangan bersedia melangsungkan di Gereja (yang mana tidak komuni kudus), dan anak2 harus dididik katolik sampai umur 18 baru boleh pilih agama lain.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget