Articles by "Olahraga Kesehatan"

SUARA.NABIRE - Demi menjaga tali persaudaraan diantara sesama mahasiswa, Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) pada kota Studi Yogyakarta dan Solo, menggelar Turnamen Futsal ke-VI yang berlangsung di lapangan Academic Sport, Babarsari Yogyakarta, selama tiga hari terhitung tanggal 14-15 November 2021.

Turnamen diikuti oleh tim putra sebanyak 32 tim, dan tim putri sebanyak 14 tim, dimana turnamen tersebut turut disponsori oleh beberapa lembaga seperti: FTY, STPMD APMD, BINTERBUSI, dan TELKOM.

Tampil sebagai juara 1 pada kelas Putra adalah tim Rajawali, dan Juara dua adalah tim come back serta juara tiga tim Senio 1. Sementara untuk kelas putri juara pertama adalah tim BJMM, disusul dengan juara kedua, yakni tim Putri Cendrawasih, dan juara ketiga tim Putri Malanesi’an.

Dalam sambutannya pada acara penutupan, Ketua Panitia Yohanes Wonai Nawipa, membeberkan bahwa turnamen tersebut diselenggarakan oleh kerukunan IPMANAPANDODE yakni organisasi yang mewadahi mahasiswa/i Wilayah Meepago di kota studi Jogja.

Ditempat yang sama, sekertaris BPH, Abraham Magai, menyatakan bahwa turnamen tersebut bertujuan untuk menjaga tali persaudaraan antara sesama dalam lingkup mahasiswa di kota studi Jogja, tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.

"Kita semua adalah keluarga. Harapan BPH bagi saudara/i yang tidak juara jangan berkecil hati atau patah semangat. Tetapi terus mengasah bakat dan kemampuannya untuk menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi, jangan menyerah dan terus meningkatkan semangat," demikian tutur Magai dalam sambutannya.

Dalam kesempatan itu pula, Ino Mofu, selaku senior IPMANAPANDODE tak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas semua tim yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. (Red)

SUARA.NABIRE - Penutupan Turnamen Cup I Olahraga Futsal dan Bola Voli yang diselenggarakan oleh Komunitas Mahasiswa/i Pelajar Puncak Jaya (KMPPJ) Kota Studi Nabire berlangsung pada hari Selasa (11/05/21) Pukul 17.30 WIT, yang bertempat di Jln. Centriko Asrama Puncak Jaya, Kelurahan Kalibobo Kabupaten Nabire. 

Hadir dalam acara penutupan tersebut Kapolres Nabire, yang diwakili oleh Kasat Intelkam, AKP I Made Sudarma, SH. Dalam sambutannya, Kasat Intelkam mewakili Kapolres Nabire, memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Panitia dan semua peserta yang sudah menjaga keamanan dengan baik.

"Kami dari Polres Nabire memberikan apresiasi karena selama turnamen ini berlangsung, adik - adik semua dapat menjaga keamanan dengan baik. Kegiatan positif ini kiranya dapat dilaksanakan pada tahun selanjutnya dan kami siap mendukung agar kedepannya kegiatan dapat berjalan dengan lebih baik lagi," demikian ungkap Kasat, Made Sudarma.

Kasat Intelkam, AKP I Made Sudarma, SH., ketika memberikan sambutan 

Kepada para pemenang, tak lupa Made Sudarma mewakili Kapolres Nabire mengucapkan selamat dan bagi peserta yang belum mendapatkan juara, Made berpesan untuk tidak berkecil hati karena hal tersebut merupakan kemenangan yang tertunda, dan karenanya Made berpesan untuk tetap semangat dan berusaha di tahun depan.

"Bapak Kapolres titip pesan kepada adik - adik mahasiswa dan pelajar agar tetap fokus untuk belajar dan belajar. Karena adik-adik semua adalah generasi penerus yang akan membangun Papua ke depannya. Kita semua yang hadir disini adalah saudara sehingga mari kita jaga persaudaraan ini dengan baik jangan mudah terprovokasi dengan isu - isu yang dapat memecahbelah persaudaraan kita," ucap Made.

Demi menerapkan protap Covid-19 serta menghormati Umat Muslim yang sedang melakukan ibadah puasa, Made berpesan agar dengan berakhirnya turnamen tersebut, tidak ada yang melakukan konvoi ke dalam kota. "Mari kita tetap jaga kedamaian dan ketentraman kota Nabire," pungkasnya.

Adapun pemenang pertandingan Futsal dan Bola Voly dalam turnamen KMPJJ Cup 1 kota studi Nabire sebagai berikut:

Juara Turnamen Futsal Putri:
Juara 1 : BLACK ORCHID FC
Juara 2 : PSBR FC
Juara 3 : GOBERS FC

Juara Turnamen Futsal Putra:
Juara 1 : LIKADO FC
Juara 2 : WII MAA GAATI FC
Juara 3 : NALAN FC

Juara Turnamen Voly Putri:
Juara 1 : LAHIM
Juara 2 : EDEGEPO
Juara 3 : WAGADEI

Juara Turnamen Voly Putra:
Juara 1 : EMBUN KEMUGE
Juara 2 : YUGOWO
Juara 3 : DEBEI

Ketua Panitia, Sendiron Telenggen, ketika ditemuai awak media mengatakan bahwa dengan berakhirnya turnamen tersebut, ke depannya, melalui olahraga Futsal dan Bola Voli, akan lahir para pemain muda berbakat yang akan mengharumkan nama Papua, khususnya kabupaten Nabire di kancah Nasional maupun internasional.

Pantauan awak media, Pukul 18.15 Wit, rangkaian giat penutupan turnamen KMPPJ Cup 1 Kota Studi Nabire selesai, situasi aman dan terkendali. (Red)

Penulis: Ika Putri

SUARA.NABIRE - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang direncanakan berlangsung pada tanggal 2-15 Oktober 2021 akan diikuti sekitar 6.484 (enam ribu, empat ratus, delapan puluh empat) atlet.

"Seluruh atlet berasal dari 34 provinsi di Indonesia," demikian ungkap Suwarno selaku Panwasrah PON XX yang juga Wakil I Ketua Umum KONI Pusat, seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (20/02/2021).

Suwarno menambahkan bahwa untuk jumlah kuota atlet sudah final setelah melalui pembahasan Technical Handbook (THB) PON XX 2021 Papua

Sedangkan untuk cabang olahraga yang dipertandingkan berjumlah total 37 cabang olahraga, dan 56 disiplin cabang olahraga, serta 679 nomor pertandingan atau perlombaan.

Adapun informasi terkini dari Bidang Pertandingan PB PON Papua Olof Monim menerangkan bahwa ada 21.338 orang total peserta dan perangkat pertandingan PON yang akan datang ke Papua.

Jumlah tersebut terbagi atas empat klaster berdasarkan cabang olahraga pada PON 2021, yaitu Klaster Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Adapun Klaster Kota Jayapura menjadi lokasi 15 cabang olahraga dengan 21 nomor disiplin. Selanjutnya, klaster Kabupaten Jayapura menjadi tempat 14 cabang olahraga dan 22 nomor disiplin.

Sedangkan untuk Klaster Mimika akan mempertandingkan 9 cabang olahraga dan 12 nomor disiplin. Terakhir, klaster Merauke akan mempertandingkan 6 cabang olahraga dengan 6 disiplin cabang olahraga. (Red)

Editor: M Tekege

SUARA.NABIRE - Ditemui di lapangan gateball Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan Kabupaten Nabire, pada Jumat (26/02/2021), Sekretaris Pergatsi Kabupaten Nabire, Hermambo Rumaropen S.Sos, mengatakan bahwa olahraga gateball ke depannya bisa digemari semua kalangan usia di Nabire.

"Ya, saya berharap ke depan olahraga gateball ini bisa digemari semua kalangan usia di Nabire. Karena salah satu hal positif dari bermain gateball ini adalah bisa mengajarkan seseorang untuk bertindak cepat," demikian dikatakan Hermambo yang juga merupakan mantan pemain sepakbola Nabire.

Mambo, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa olahraga gateball bisa mengajarkan pemainnya bertindak cepat lantaran pemain hanya punya waktu maksimal 10 detik untuk memukul bola. Selain itu, bermain gateball juga melatih kemampuan perencanaan, akurasi, dan kerja tim.

Ketika ditemui awak Suara.Nabire di lapangan gateball, mambo juga menegaskan bahwa gateball adalah jenis olahraga yang sangat menarik, karena sangat mudah dimainkan serta cocok untuk semua kalangan umur, baik dari anak-anak hingga ke Lansia.



Hermambo Rumaropen S.Sos, sedang bermain Gateball (Foto:AB)

"Permainannya mudah dan bisa dimainkan kapan saja, serta bisa dimainkan semua usia, baik dari usia anak-anak hingga ke Lansia. Intinya olahraga ini tidak membatasi usia," ujar Hermambo yang saat ini menjabat sebagai Kabid Bina Jaksa Kontruksi di Dinas PU Kabupaten Nabire.

Dijelaskan lanjut oleh Mambo bahwa olahraga gateball ini diinspirasi dari permainan bola kayu (croquet) asal Prancis. Dan Olahraga gateball memang jenis olahraga yang memadukan gerak fisik dan permainan.

"Sehingga olahraga ini bisa dimainkan oleh anak-anak, remaja dan orangtua, baik laki-laki dan perempuan," ujar Mambo.

Sebagai pengurus tim Pergatsi Kabupaten Nabire, Mambo juga membeberkan bahwa sampai sejauh ini tim Pergatsi Nabire sudah mengikuti empat kali even perlombaan setingkat Provinsi Papua, serta satu kali mengikuti perlombaan setingkat Nasional di Bogor, dan sempat masuk ke delapan besar.



Pegawai PU Kabupaten Nabire sedang berlatih Gateball (Foto:AB)

Karena permainan ini belum terlalu di kenal oleh masyarakat kota Nabire dan sekitarnya, maka ke depannya pengurus Pergatsi tentu akan gencar melakukan sosialisasi dengan target sasarannya adalah Sekolah-sekolah formal dari tingkat SD, SMP dan SMA.

"Ke depannya kami akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Nabire guna mensosialisasikan olahraga ini ke sekolah-sekolah formal, mulai dari anak-anak usia SD, SMP hingga SMA," ujar Mambo

Mambo menambahkan bahwa khusus di Indonesia, olahraga yang menggunakan tongkat pemukul, bola dan gawang kecil ini mulai dikenal sejak tahun 1994 melalui turis Jepang ke Bali. Selanjutnya, penggemar gateball meluas ke berbagai daerah seperti Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Banten, dan Jawa Tengah.

"Salah satu komunitas yang mewadahi para penggemar gateball adalah Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (Pergatsi). Dalam hal ini Pergatsi adalah organisasi yang mewadahi pehobi gateball di seluruh Indonesia," tutur Mambo.

Hingga saat ini, lanjut Mambo, anggota komunitas ini sudah sekitar ribuan orang dan tersebar di 24 Provinsi yang ada di Indonesia, termasuk Papua. Tak heran bila Pergatsi juga kerap menggelar kejuaraan gateball. (Red).

SUARA.NABIRE - Dalam rangka memunculkan kembali gairah serta spirit dunia Sepak Bola di Kabupaten Nabire yang sudah sekian lama redup, beberapa pegiat dan mantan pemain Persinab di Nabire menggelar kompetisi Sepak Bola tanpa penonton, yang berlangsung pada Senin (16/02/21) di lapangan Sapta Marga Kodim 1705 Nabire.

Adapun kompetisi tersebut bersifat ujicoba dan diikuti oleh 10 tim sepak bola lokal dengan menggunakan dana sukarela dari beberapa mantan pemain Persinab dan pegiat, serta insan pencinta Sepak Bola Nabire yang merasa peduli dengan perkembangan olahraga Sepak Bola di Kabupaten Nabire

Yahya Sosomar, salah satu mantan bintang sepak bola Nabire, ketika ditemui awak media ini di lapangan, mengatakan bahwa kompetisi yang bersifat ujicoba itu terselenggara atas kepedulian para pegiat sepakbola terhadap kondisi yang dialami dunia sepak bola di Kabupaten Nabire yang mulai redup.

"Ya, kompetisi sepak bola tanpa penonton ini sifatnya ujicoba berhubung masih masa pandemi corona. Dan kami gelar dengan sumber dananya dari teman-teman pencinta sepakbola Nabire," demikian ungkap Yahya Sosomar, yang akrab disapa "Yaso".

Dikatakannya, bahwa selama ini Pemerintah Daerah seakan tidak pernah peduli dengan dunia sepak bola, bahkan kompetisi-kompetisi lokal dalam mencari bibit pemain baru sama sekali tidak pernah dilakukan.

"Selama ini Pemda Nabire seperti tidak peduli dengan sepak bola di daerah ini. Jangan bicara karena corona. Bahkan jauh sebelum pandemi ini ada, Pemda tidak pernah menggelar kompetisi lokal dalam mencari bibit pemain," ungkap Yaso

Karena itu, sambung Yaso, dengan kompetisi uji coba yang sudah digelar itu, diharapkan ke depannya bisa bermunculan para pemain-pemain muda berbakat yang kelak akan mengharumkan nama Kabupaten Nabire di kancah Daerah, Nasional dan Internasional.

"Dan satu lagi, semoga dengan kompetisi uji coba yang kami gelar ini, Pemerintah Daerah bisa tergerak hatinya untuk memperhatikan olah raga sepak bola di daerah ini. Sebab saya sangat yakin bahwa Nabire ini gudangnya pemain sepak bola," demikian tutup Yahya Sosomar. (Red)

GALERI FOTO:







SUARA.NABIRE - Dua mantan pemain sepakbola yang pernah berjuang membela Persinab, sebuah klub sepakbola kebanggaan masyarakat kabupaten Nabire, akhirnya berkomentar terkait kondisi yang sedang dialami Persinab Nabire saat ini.

“Harapan kami untuk sepakbola Persinab Nabire, untuk ke depan saya rasa perlu dibenahi,” demikian ungkap Yus Baminggen, salah satu mantan Pemain Persinab Nabire di era tahun sembilan puluan.

Yus menambahkan bahwa benang merah kegagalan Persinab dimasa lampau harus diputuskan dan membangun kembali pengurus yang solid.

“Saya rasa kami semua tahu di Nabire. Kami semua pelaku Persinab di Nabire. Kami semua ada disini. Jadi benang merah itu pasti kami tahu semua. Harapan saya benang merah ini kita putuskan dan terus kita membangun satu pengurus yang solid. Sehingga Persinab ke depan itu tidak seperti yang lalu-lalu,” tutur Yus.

Menurut Yus, semua krisis yang terjadi, entah itu krisis keuangan, krisis manajemen, semuanya perlu dibenahi menjadi lebih baik.

“Jadi sudahlah yang sepuluh tahun dan duapuluh tahun yang lalu itu kita putuskan saja. Karena Nabire ini kalau mau bilang gudang pemain. Saya rasa semua pemain yang ada keluar daerah Papua sudah pernah latihan di Nabire,” ungkapnya



Bagi Yus, karena Nabire merupakan gudang pemain, maka Persinab ke depannya perlu dibenahi terutama soal manajemen dan kepelatihannya, sehingga Persinab bisa punya peluang untuk bermain di Divisi Satu seperti Persipura, Perseru dan Persiwa.

“Harapan ke depan mungkin ketika Bupati terbaru ini terpilih, kita semua benahi Persinab itu, sehingga kita mencapai kekuatan yang luar biasa, karena sepakbola ini semua punya. Jadi kalo kita benahi dengan baik maka sejarah akan mencatat bahwa Nabire itu gudang pemain,” demikian tutup Yus Baminggen.

Senada dengan harapan Yus, mantan stiker Persinab Nabire yang sudah makan garam dalam kompetisi Nasional, Yahya Sosomar, yang akrab dipanggil "Yaso", juga memiliki harapan yang sama tentang pengelolaan Persinab Nabire ke depan.

Ketika dikonfirmasi awak media ini, Yaso menuturkan bahwa sistem dan pengurus Persinab harus dirubah dan lebih memperbanyak pembinaan.

"Kalo buat saya mungkin kita rubah sistemnya dan pengurusnya. Dan juga perbanyak pembinaan. Karena regenerasi sepakbola di Nabire ini saya kira sudah sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah di Papua yang lainnya," ungkapnya.

Yaso menambahkan bahwa sepakbola seharusnya dilihat secara keseluruhan, karena bukan milik satu atau dua orang saja, tetapi milik semua orang.

"Pemerintah Daerah harus lebih jeli lihat dunia sepakbola. Sepakbola itu bukan punya satu atau dua orang. Sepakbola itu punya kita semua. Bukan punya anak Bupati, bukan punya Bupati. Sepakbola itu punya masyarakat," terang Yaso.

"Sekali lagi, sepakbola itu bukan punya penguasa, tapi sepakbola itu punya kita semua," demikian tutup Yahya Sosomar ketika ditemui awak media ini disalah satu Caffe yang terletak di Bumiwonorejo Kota Nabire tecinta. (Red)

SUARA.NABIRE - Dalam kalangan pencinta sepakbola di kota Nabire, tentu nama Yahya Sosomar tidak asing lagi di telinga. Yaso, demikian sapaan akrabnya, adalah satu diantara beberapa pemain sepakbola handal yang pernah dimiliki oleh Kabupaten Nabire.

Pria kelahiran Sorong 4 November 1977 ini bergabung dengan Persatuan Sepakbola Indonesia Nabire (Persinab) sejak tahun 1995 yang saat itu ditempatkan pada posisi penyerang, atau dalam istilah sepakbola dikenal dengan sebutan "striker".

Pada masanya, Yaso termasuk salah satu pesepakbola Nabire yang punya segudang prestasi. Bahkan ketika itu ia termasuk salah satu striker yang sangat produktif mencetak gol, dan cukup berbahaya bagi daerah pertahanan lawan.

Ketika ditemui awak media ini pada Rabu (30/12/2020), di salah satu Caffe yang terletak di samping pasar pagi Bumiwonorejo, Yaso bercerita bahwa karirnya di bidang sepakbola bermula sejak tahun 1995, yang ketika itu ia dipanggil oleh pelatih Yulius Permadi untuk mengikuti seleksi masuk Persinab Nabire.

"Pada waktu itu pelatih pak Yulius Permadi dia cari pemain untuk piala Suratim. Ketika saya dengar ada seleksi, saya dan teman bernama Tonce Udam, kami berdua ikut seleksi yang pada waktu itu dilaksanakan di lapangan Batalyon 753 Nabire," terang Yaso.

"Setelah kami di coba dalam beberapa kali latihan, akhirnya pada hari ketiga kami berdua dipanggil untuk bergabung di Persinab Junior untuk mengikuti piala Suratim, Piala Coca-Cola di Jayapura," demikian tutur Yaso

Ketika bermain di Jayapura, Yaso membeberkan bahwa dirinya diturunkan sebagai pemain inti bersama beberapa pemain muda lainnya, seperti: Petrus Gobay, Beny Erari dan Yosef Iyai.

Ditambahkannya, bahwa saat itu tim Persinab Junior tampil sebagai juara dua setelah di putaran final harus takluk dengan tim tuan rumah Persipura Jayapura yang sebelumnya berlatih di negara Italia.

Meskipun saat itu Yaso hanya mampu membawa timnya sebagai Runner Up, namun sejak itu karir pria berdarah Papua-Jawa ini justru semakin bersinar. Pasalnya, dengan kepiawaiannya menggiring si kulit bundar, Yaso akhirnya bisa bergabung dengan skuad inti tim Persinab Nabire yang saat itu dilatih oleh Coach Yulius Permadi.

Alhasil, karir Yaso pun semakin melejit. Tidak tanggung-tanggu ia pun dipanggil untuk bergabung dan memperkuat beberapa klub Sepakbola terkenal di Tanah Air, seperti: PSBL Bandar Lampung, Persiraja Banda Aceh, Perseman Manokwari, Persikabo Bali, Pesijab Jepara, serta bergabung dengan Persitara Jakarta Utara di Divisi Utama pada tahun 2007.

“Ketika bermain di Persitara, saya bisa bermain satu tim dengan pemain-pemain hebat Indonesia seperti Kurniawan dan Gendut Donny serta pemain-pemain asing lainnya,” tutur alumni SMU YPK Adhiluhur tahun 1998 ini.

Dari Persitara, Yaso juga sempat dipanggil untuk membela Mitra Kukar Kalimantan Timur selama satu tahun, setelah akhirnya Yaso pun dipanggil kembali untuk membela Persitara selama setengah musim.

Setelah mengalami cedera lutut yang cukup serius, Yaso akhirnya memutuskan untuk beristirahat dari aktivitas sepakbola di tahun 2013. Namun di tahun 2014, ia pun dipanggil oleh Bung Peter Worabay dan pak Mesak Magai untuk kembali membela Persinab Nabire, dan saat itu ia berhasil membawa Persinab Nabire sebagai juara satu di kota Serui.

Karena menjadi juara, Persinab Nabire akhirnya mewakili daerah Meepago untuk bertanding pada skala nasional di stadion Lebak Bulus Jakarta. Namun sayang, prestasi Persinab di kancah sepakbola nasional kembali gagal setelah harus menelan kekalahan di babak penyisihan.

Menurut Yaso, salah satu penyebab kegagalan Persinab saat itu adalah kurangnya dukungan dana dari pemerintah daerah nabire, sehingga meskipun saat itu Persinab sudah tampil dengan pemain yang sangat komplit, namun dengan keadaan yang serba kekurangan, para pemain akhirnya tidak bisa berbuat banyak, dan Persinab memang harus tersingkir di babak penyisihan.

“Ya, saat itu kami terkendala dengan dana. Tidak ada dukungan sama sekali dari pemerintah daerah Nabire, sehingga saya lihat abang Peter Worabay harus mengeluarkan dananya sendiri untuk membiayai kami,” demikian beber Yaso kepada awak media ini.

Pada akhirnya Yaso memutuskan untuk berhenti bermain sepakbola pada tahun 2015, dan saat yang besamaan ia pun dipanggil untuk menjadi pelatih Persinab Nabire di tahun 2015 hingga 2016.

Berikut perjalanan karir sepakbola Yaso dalam kancah sepakbola Nasional hingga menjadi pelatih:
  • Persinab Nabire Junior (Tahun 1995)
  • Persinab Nabire tim Inti (Tahun 1996-2002)
  • PSBL Bandar Lampung (Tahun 2002)
  • Persiraja Banda Aceh tahun (Tahun 2002)
  • Perseman Manokwari (Tahun 2002-2003)
  • Persikaba Bali (Tahun 2003-2006)
  • Persijap Jepara (Tahun 2007, setengah musim karna cedera)
  • Persitara Jakarta Utara (Tahun 2007-2009)
  • Mitra Kukar (Tahun 2009-2010)
  • Kembali ke Persitara (2010-2011)
  • Kembali ke Persijab (Tahun 2011-2012)
  • Kembali lagi ke Persitara (Tahun 2012, setengah musim karna cedera)
  • Kembali ke Persinab Nabire (Tahun 2012-2013)
  • Pensiun di Tahun 2014
  • Pelatih Persinab Nabire (Tahun 2015-2016)
  • Pelatih Persipani Paniai (Tahun 2016)
  • Pelatih Persidey Deyai (Tahun 2016-2018)
  • Kembali menjadi Pelatih Persipani (Tahun 2018-2019)
Demikian sekelumit goresan prestasi Yaso dalam dunia sepakbola. Segudang prestasi yang didapatkannya itu tidak terlepas dari motivasinya untuk bisa tampil menjadi yang terbaik dan dibarengi disiplin yang tinggi dalam latihan.

“Menjadi pemain sepakbola harus punya motivasi untuk menjadi yang terbaik dari hari sebelumnya. Dan harus disiplin dalam latihan. Waktu mau latihan, kadang saya datang lebih awal dari teman-teman lain, untuk mengasah diri agar menjadi lebih baik dari yang lain, " ungkap Yaso.


Yahya Sosomar

Ketika dikonfirmasi tentang apa harapan ke depannya buat Persinab Nabire, Yaso menuturkan bahwa sistem dan pengurus Persinab harus di rubah dan lebih memperbanyak pembinaan.

"Kalo buat saya mungkin kita rubah sistemnya dan pengurusnya. Dengan lebih perbanyak pembinaan. Karena regenerasi sepakbola di Nabire ini saya kira sudah sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah di Papua yang lainnya," ungkapnya.

Yaso menambahkan bahwa sepakbola harus dilihat secara keseluruhan, karena bukan milik satu atau dua orang saja, tetapi milik semua orang.

"Buat sepakbola Nabire, sepakbola ini bisa maju kalo Pemerintah Daerah lebih jeli melihat dunia sepakbola. Sepakbola itu bukan punya satu atau dua orang. Sepakbola itu punya kita semua. Bukan punya anak Bupati, bukan punya Bupati. Sepakbola itu punya masyarakat," tegas Yaso.

"Sekali lagi, sepakbola itu bukan punya penguasa, tapi sepakbola itu punya kita semua," demikian tutup Yahya Sosomar. (Red)

Keterangan Foto: Ivan Boari (Kanan) memberi arahan pada karyawan PU Nabire (Foto: AB)

SUARA.NABIRE - Atlet gateball Papua asal Nabire, Ivan Boari, mengatakan bahwa untuk perkembangan olahraga gateball di kabupaten Nabire, dibutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah dalam menyediakan Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang memadai demi mencari bibit-bibit pemain yang nantinya bisa berlaga dalam kejuaraan daerah, nasional, bahkan internasional. 

Hal ini dikatakan Ivan ketika ditemui di sela-sela aktivitasnya dalam memperkenalkan olahraga gateball di kalangan karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nabire, pada hari pada Jumat (26/06/2020).

"Untuk saya, selama ini yang saya lihat Pemerintah Daerah mungkin bisa lebih banyak bekerjasama dengan Pergatsi Nabire dalam membantu Sarana dan Prasarana (Sarpras) serta peralatan yang dibutuhkan dalam olahraga gateball ini. Karena peralatannya terakhir yang saya tahu itu satu set harganya sudah mencapai 10 juta," demikian tutur Ivan

Ditambahkan Ivan, bahwa disamping penyediaan Sarpras, perlu juga mencari bibit-bibit baru dengan memperbanyak sosialisasi ke sekolah-sekolah dan mengadakan event atau perlombaan-perlombaan di tingkat lokal.

Menurut Ivan, sejauh ini perkembangan olahraga gateball di kabupaten Nabire memang cukup digemari banyak kalangan, mulai dari tingkatan anak-anak sampai orang dewasa. Namun masih terkendala karena keterbatasan Sarpras dan kurangnya peralatan yang bisa digunakan.  

Karena itu Ivan berharap untuk kemajuan olahraga gateball khusus di kota Nabire, Pemda dan Pergatsi seyogyanya bisa bekerja sama dalam hal penyediaan Sarpras serta membantu dalam pencarian bibit atlet baru melalui sosialisasi dan mengadakan event.

"Sejauh ini saya pikir olahraga gateball mulai banyak digemari oleh semua kalangan di kota Nabire, baik itu anak-anak sampai orang dewasa. Namun, kami masih mengalami kendala karena kurangnya Sarpras dan peralatan bermain, seperti: lapangan yang sesuai standar, stick pemukul, bola gateball, dan lainnya," demikian ungkap Ivan yang sudah beberapa kali mewakili Propinsi Papua dalam kejuaran gateball di tingkat Nasional.

Ivan Boari, Atlet Gateball Papua asal Nabire (Foto:AB)

Ketika dimintai penjelasan singkat tentang olahraga gateball ini, Ivan menjelaskan bahwa gateball adalah salah satu cabang olahraga yang bisa dimainkan secara perorangan, ganda, triple dan beregu, yang mana bisa dimainkan oleh pria dan wanita dari semua lapisan masyarakat dan berbagai golongan usia. 

Tak lupa Ivan menekankan bahwa olahraga gateball sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani. Penggunaan taktik dan strategi diperlukan dalam olahraga gateball sehingga para pemain bisa memanfaatkan pikiran sebaik mungkin untuk memenangkan permainan. 

Selain itu, dikatakan Ivan bahwa olahraga gateball ini bisa melatih siapa saja dalam menjaga sportivitas dan kedisiplinan, serta melatih kesabaran, ketabahan dan ketekunan, serta kerjasama yang baik sesama anggota tim. (Red)


Ivan Boari sedang melatih karyawan Dinas PU Nabire (Foto: AB)


Lapangan Gateball Dinas Pekerjaan Umum Nabire, Jalan Merdeka Nomor. 66 (Foto: AB)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget