Articles by "Nabire"

SUARA.NABIRE –Sejumlah bak sampah yang berada di kota Nabire mengalami kerusakan total yang mengakibatkan sampah menjadi melimpah sampai ke badan jalan sehingga menimbulkan bau tak sedap dan meresahkan pengendara yang melewatinya.

Bak sampah yang mengalami kerusakan tersebut diantaranya terletak di jalan poros Wadio menuju ke SP, dan beberapa titik lainnya seperti di jalan Merdeka, tepatnya di lorong samping kantor Pengadilan Negeri Nabire menuju ke Karang Mulia.

Dari pantauan Awak Media ini, disamping melimpah sampai ke badan jalan dan membuat parit tersumbat, sampah yang bertaburan itu juga menimbulkan bau busuk yang sangat menyengat.

Pasalnya, bau sampah yang menyengat itu mengganggu penciuman warga setempat dan para pengendara sepeda motor yang melintas di jalan tersebut.

Cak Nur (45 tahun) seorang warga kota Nabire yang setiap harinya mengantarkan barang jualannya melalui jalan poros Wadio menuju ke daerah SP, mengaku bahwa bak penampungan sampah sudah lama rusak, dan hingga kini belum juga diperbaiki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire (Pemkab Nabire).

"Saya heran juga mas, bak sampah yang menuju ke SP itu kan sudah lama rusak, kog sampai detik ini belum juga diperbaiki oleh pihak Pemkab Nabire." demikian disesalkan Cak Nur kepada awak media ini pada Selasa (28/07/2020).

Khotimah (45 tahun) seorang ibu rumah tangga yang sering membuang sampah rumahnya di bak sampah yang terletak di jalan poros Wadio juga mengatakan bahwa kerusakan bak sampah di jalan poros Wadio tersebut sudah lama namun sampai saat ini seolah tidak ada perhatian Pemda untuk memperbaikinya.

“Sudah lama bak sampahnya ini rusak, tapi sepertinya tidak diperhatikan Pemda. Biasanya hanya mobil sampah yang datang mengangkut sampah-sampah disitu kalo sudah banyak tercecer ke jalan. Dan kami pun terpaksalah membuang sampahnya kesitu, mau kemana lagi kami buang sampah,” ucap Khotimah.

Sambung Khotimah, apabila kondisi cuaca hujan, maka sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap. “Apalagi saat ini musim hujan, sampah menjadi basah dan itu menimbulkan bau busuk,” terangnya.


Bak sampah di jalan poros Wadio (Foto:NABIRE INFO)

Sementara itu, Jeman (44 tahun) salah seorang pengendara sepeda motor yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi bak sampah yang berada di samping kantor pengadilan mengatakan bahwa sampah yang melimpah dari bak penampungan ke badan jalan, membuat lingkungan menjadi terlihat kotor.

“Kalau begini kondisinya, nampak jadi kotor lingkungan dan pemandangan. Selain itu, bau sampah yang timbul tentu sangat mengganggu warga atau pengendara yang sedang melintas. Maunya Dinas terkait segeralah memperbaiki bak sampah itu,” kata Jeman kepada awak media ini.


Bak sampah di lorong samping kantor Pengadilan Negeri Nabire (Foto:NABIRE INFO)

Ditempat terpisah, Abdy Busthan, seorang Dosen di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Nabire yang biasanya melintasi jalan poros Wadio menuju ke kampus STAK di Wadio, membenarkan adanya kerusakan bak sampah tersebut.

"Ya, saya memang sering lewat situ kalo mau ke kampus STAK, dan saya lihat bak sampah yang di jalan poros Wadio itu sudah tidak layak lagi untuk digunakan. Biasanya kalo ke kampus, apalagi jika menggunakan motor, kami sangat resah dengan sampah-sampah yang tercecer menutupi hampir sebagian bahu jalan. Menurut saya, Pemda Nabire harus segera memperbaikinya demi kebaikan bersama", demikian ungkap Abdy.

Abdy menegaskan pula bahwa masyarakat juga harus memahami betul persoalan terkait pembuangan sampah ini. Dalam hal ini Abdy menjelaskan bahwa dari sisi pengelolaan sampah perkotaan atau "urban waste management", masyarakat Nabire memang sudah mengetahui alur pengolahan sampah, yaitu dari sumbernya, seperti: rumah tangga, kantor, tempat publik, dsb, lalu dibawah ke TPS dan berakhir di TPA.

"Namun menurut saya, berapa banyak masyarakat yang tahu bahwa kepanjangan dari TPS adalah bukan Tempat Pembuangan Sampah dan kepanjangan dari TPA bukanlah Tempat Pembuangan Akhir? Singkatan TPS dan TPA ini kan muncul dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah dan beberapa peraturan Menteri lingkungan hidup dan Menteri pekerjaan umum yang merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah," tutur Abdy.

Abdy menambahkan bahwa TPS adalah singkatan dari Tempat Penampungan Sementara, yaitu tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, atau tempat pengolahan sampah terpadu. Sedangkan TPA adalah singkatan dari Tempat Pemrosesan Akhir, yaitu tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

"Jadi, mempersepsikan TPS dan TPA sebagai Tempat Pembuangan Sampah sangat berbahaya dalam hal pengelolaan sampah kota yang berkelanjutan, dimana warga selalu datang menaruh semua jenis sampah yang dihasilkannya ke TPS," tegas Abdy

Lanjut Abdy, bahwa pemahaman yang keliru dari warga tentu akan berakibat pada tingginya volume sampah dan meningkatnya beban kerja petugas pengangkut sampah, apalagi pada kota yang memiliki personil, alat angkut dan biaya operasional sampah yang terbatas.


"Dalam kondisi demikian, bila semua sampah dari semua TPS diangkut dan ditimbun di TPA maka akan memperpendek umur pakai TPA tersebut karena lekas menjadi penuh. Bila TPA sudah menjadi penuh mau kemana lagi sampah kota dibawa?" tutur Abdy

Jadi, Abdy berharap bahwa dalam hal pengelolaan sampah perkotaan yang berkelanjutan, penting untuk bukan saja mengedukasi masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, namun juga agar secara aktif melakukan pengurangan sampah dan penanganan sampah.

"Memilih untuk menggunakan tas belanja daripada kantong kresek dan menggunakan saputangan daripada tissue adalah contoh dari upaya pengurangan sampah. Sementara penanganan sampah dapat masyarakat lakukan dengan melakukan pemilahan sampah, membuat kompos dan mendaur ulang sampah" demikian dijelaskan Abdy Busthan kepada awak media ini ketika ditemui di Warkop Papadi yang terletak di jalan Medan, kota Nabire. (Red)

SUARA.NABIRE - Terkait dengan aksi demo petugas honorer RSUD Nabire dalam menuntut pembayaran gaji mereka selama 3 bulan pada senin pagi (11/05/2020), Ketua Sementara DPRD Kabupaten Nabire, Suyono, berjanji akan menjadi fasilitator untuk menyelesaikan persoalan tersebut dalam waktu dekat.

“Sebagai penyambung suara rakyat di Kabupaten Nabire, maka dalam waktu dekat, saya dan beberapa anggota DPRD lainnya akan memfasilitasi untuk menyelesaikan persoalan ini agar tidak merugikan pihak Petugas Medis di BLUD RSUD Nabire", demikian ditegaskan Suyono.

Didampingi rekan DPRD lainnya, Sambena Inggeruhi, Suyono tegas mengatakan bahwa pihaknya memang sudah pernah merekomendasikan kepada Pemda Nabire untuk segera menyelesasikan Gaji Honorer dan magang BLUD RSUD Nabire, namun belum terselesaikan hingga saat ini.

"Entah karena alasan yang tidak jelas. sampai saat ini belum ada realisasi dari Pemda untuk membayar gaji petugas honor RSUD Nabire. Kami juga tidak mengerti, padahal pihak kami sudah merekomendasikan penyelesaian gaji honorer dan magang berdasarkan surat rekomendasi Nomor : 170/IV/2020/setwan tertanggal 04 Mei 2020,”tegas Suyono.

Dalam beberapa waktu di depan, DPRD Nabire secara khusus akan menggelar rapat internal untuk membahas persoalan gaji petugas honorer RSUD Nabire, sehingga bisa menentukan langkah-langkah konkrit untuk segera memecahkan persoalan ini.

“Dalam waktu dekat kami akan bahas persoalan gaji petugas honorer RSUD Nabire dalam rapat internal kami di DPRD, termasuk pembahasan Tunjangan Insentif (Tukin) dan ULP petugas medis ASN, dan setelah itu, maka secara kelembagaan, kami akan mengawal dan menyampaikan langsung kepada Pemerintah Daerah,” demikian dikatakan Suyono. (Red)

SUARA.NABIRE – Petugas Honorer RSUD Nabire melakukan aksi demo untuk menuntut pembayaran gaji mereka selama 3 bulan, yang belum dibayarkan oleh pemerintah kabupaten Nabire hingga hari ini.

Aksi demo ini dilakukan pada senin pagi (11/05/2020) yang diawali dari RSUD Siriwini, kemudian berlanjut ke Kantor Bupati Nabire, dengan maksud ingin bertemu langsung dengan Bupati untuk menanyakan hak mereka.

Namun sesampainya di Kantor Bupati, mereka tidak bertemu dengan orang nomor satu di kota Nabire tersebut, tetapi hanya bertemu dengan Sekda dan Kepala Keuangan Daerah.

Dalam aksi tersebut, honorer meminta agar hak mereka segera dibayarkan mengingat mereka sangat membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka di tengah situasi pandemi covid-19 ini.

“Kita sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan jika tidak dibayarkan, kami akan mogok kerja sampai gaji kami dibayarkan. Kan kewajiban kami sudah kami kerjakan dengan baik, tapi kenapa sudah tiga bulan kami tra terima upah kerja kami”, demikian diungkapkan salah seorang petugas honor di RSUD Nabire.

Dari data yang diperoleh bahwa jumlah tenaga honor RSUD Nabire berjumlah 239 pegawai honor, dengan total gaji setiap bulannya yang harus mereka terima adalah sebesar 1.710.000.00 untuk 1 pegawai.

Jika di totalkan gaji pegawai honor yang belum di bayarkan selama 3 bulan, adalah sebesar 1,226 M. Dan ini sudah merupakan tanggungjawab Pemda Nabire untuk segera membayarnya kepada pegawai honor RSUD Nabire. (Red)

SUARA.NABIRE - Pasca diberlakukannya pembatasan sosial atau social distancing terhadap penyebaran virus corona (covid-19) oleh Pemerintah Provinsi Papua, terjadi lonjakan penumpang yang sangat besar di terminal lintas pedalaman yang berlokasi di Pasar Karang Tumaritis, kota Nabire.

Antatus (43) seorang supir lintas pedalaman mengatakan kepada Suara.Nabire pada Rabu (25/3/2020) bahwa sejak pagi tadi banyak penumpang Dogiyai, Deyai, dan Paniai berlomba-lomba menaiki mobil lintas pedalaman yang mangkal di Pasar Karang Tumaritis.

"Pagi ini tidak seperti biasanya, penumpang baku rampas naik ke mobil, sehingga beberapa teman sopir kewalahan mengatur mereka. Semua mobil yang parkir terisi penuh", demikian dikatakan Antatus



Selain itu, Antatus juga memberikan warning terhadap fenomena ini bahwa ada beberapa teman supir menggunakan momen ini untuk mencari keuntungan dengan mengambil penumpang melebihi kapasitas sehingga hal ini bisa membahayakan keselamatan di jalan, mengingat medan yang dilalui sangat sulit dan membahayakan. (Red).

SUARA.NABIRE - Menyadari penggunaan masker begitu penting dalam pencegahan virus corona, masyarakat kota Nabire terlihat ramai mendatangi apotik K 24 untuk mendapatkan masker yang diinginkan.

Salah satu apotik yang menyediakan masker adalah Apotik K 24 di Jln. RE. Martadinata yang terletak di kota Nabire.

Siang hari ini, Rabu (25/03/20), terlihat masyarakat Kota Nabire rela mengantri panjang di Apotik K-24 agar bisa membeli masker. Saat pintu apotik terbuka, terlihat mereka berlarian untuk lebih cepat membeli masker.



Menurut seorang pembeli, Ahmad (37), bahwa tingginya pembeli masker akhir-akhir ini membuat beberapa tempat mengalami keterbatasan stok, bahkan kosong. Karena ketersediaan masker yang terbatas membuat banyak dari masyarakat tidak mendapatkan masker.

"Harapan kami pemerintah daerah dan provinsi segera menyediakan stok masker di kota Nabire ini sebanyak-banyaknya dan semurah-murahnya, bila perlu gratis", demikian dikatakan Ahmad siang ini kepada Suara Nabire. (Red)

SUARA.NABIRE - Kebakaran hebat menghanguskan toko Sumber Abadi dan juga bengkel motor di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Karang Tumaritis Distrik Nabire Kota, Kabupaten Nabire, Papua.

Berdasarkan laporan Pusdalops PBBD Nabire, kejadian itu terjadi hari minggu siang, sekitar pukul 11.00 dengan cuaca yang cerah.

“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, namun kerugian materil diperkirakan mencapai milyaran rupiah. Penyebab kebakaran di duga arus pendek listrik," Ujar Manager Pusdalops BPBD Nabire, Medy Tonapa, minggu (1/03/2020) malam.

Dalam kronologi, awal mula terjadi kebakaran akibat bunyi ledakan di ikuti turunnya MCB listrik di toko Sumber Abadi. Kemudian saksi mata mencium bau asap dari atas plafon. Karena melihat asap dan api yang mulai menyala dari plafon, para saksi mata langsung melaporkan hal itu kepada polisi.

Kemudian polisi yang datang ke tempat kejadian berupaya memadamkan api bersama warga sekitar, dengan menggunakan water cannon Polres Nabire dibantu satu unit damkar milik Bandara Nabire dan mobil tanki air TNI milik Denzipur 12 OHH Nabire.

Manager Pusdalops BPBD Nabire, Medy Tonapa menghimbau agar warga selalu waspada dan siap siaga akan potensi timbulnya sumber-sumber pemicu kebakaran. Ia juga mengharapkan warga dapat membangun sistem pemadam kebakaran mandiri di lingkungan masing-masing.

Adapun kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan beberapa unit bangunan, diantaranya toko Sumber Abadi, toko Jaya Multi, bengkel motor Metro, dan tiga unit rumah warga (Red)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget