"Saya pikir sebagai kaum intelektual dan akademisi yang ada di kabupaten Nabire, PSU nanti adalah momentum yang sangat berharga untuk disikapi dengan 'penuh kedamaian' oleh semua pihak," demikian tutur Suripatty ketika ditemui awak media ini di Gedung Rektorat Uswim Nabire, pada Selasa (27/07/21).
Suripatty berharap kepada semua kalangan untuk terlibat di dalamnya, dan betul-betul enjoy menikmati PSU sebagai sebuah Pesta Demokrasi yang harus disikapi dengan kritis dan kepala dingin. "Tentu dengan satu keyakinan bahwa usai PSU nanti, kita semua warga kabupaten Nabire akan mendapatkan Kepala Daerah dari ketiga Kandidat yang bakal akan memimpin Nabire ke depan," ujar Suripatty
Menurutnya, ketiga Kandidat tersebut merupakan Putra-Putri terbaik dari Kabupaten Nabire. "Jadi silahkan memilih salah satu diantaranya. Pilihan itu kembali kepada masing-masing pihak berdasarkan pertimbangan sendiri," ungkap Suripatty.
Khusus pihak penyelenggara, Suripatty mengatakan perlu kinerja serius sehingga pengawasan bisa diperketat. "Penyelenggara harus melakukan pengawasan yang baik mengingat dalam momen PSU ini bisa saja terjadi skenario money politik,” tandasnya
Suripatty menambahkan bahwa penyelenggara khususnya Bawaslu Nabire harus lebih intens dalam mengawal serta mengawasi TPS yang ada. Sebab menurutnya, TPS adalah faktor penentu pemenang dalam PSU nanti.
"Bawaslu Nabire harus lebih ketat mengawasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna mengantisipasi pelanggaran menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU),”kata Suripatty
Menutup penjelasannya, Suripatty juga mengatakan bahwa Penyelenggara bawaslu harus memaksimalkan peran pengawas pemilu lapangan (PPL) serta petugas di sekretariat,. serta mengajak tokoh masyarakat untuk mengantisipasi politik uang jelang PSU.
"Kita berharap PSU kabupaten Nabire ini bisa menjadi proses demokrasi yang sehat,” demikian pungkas Suripatty selaku orang nomor satu di Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire ini (Red).
Redaktur: Nona Papua
Posting Komentar