Demianus Nawipa, S.T., selaku pemateri dalam seminar tersebut, menjelaskan tentang situasi lingkungan yang sedang terjadi di Papua, khususnya di wilayah Meepago Meuwomakida.
Pada kesempatan itu Demianus menjelaskan tentang dampak pembuangan limbah industri oleh tiap perusahan ilegal yang masuk mengambil kekayaan alam serta terjadinya krisis hak ulayat tanah atas hasil alam bagi Orang Asli Papua (OAP) dalam kehidupan turun temurun.
"Regenerasi selanjutnya harus mampu memanfaatkan dan memfungsikan hasil kelolahan yang dimiliki nenek moyang untuk masa depan generasi mendatang. Karena manusia tidak bisa hidup tanpa alam," demikian dijelaskan Demianus yang juga merupakan senioritas IPMAPAN
Penjelasan Nawipa terkait dampak lingkungan yang sedang terjadi di Meeuwodide dipahami seluruh anggota yang hadir dan dilanjutkan dengan diskusi bersama tentang dampak lingkungan di Meeuwomakida.
Nawipa dalam penjelasannya juga menyarankan agar seluruh peserta yang hadir menolak semua perusahaan ilegal yang masuk ke wilayah Meepago, serta harus menjaga hasil kekayaan alam demi masa depan generasi penerus yang akan datang.
Salah satu anggota seminar, Yesaya Boma, dalam diskusi mengatakan bahwa baru-baru ini dirinya mendapatkan kabar dari kedua sahabatnya tentang musibah banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Deiyai, Papua, khususnya di wilayah Meepago, dimana bencana tersebut sangat mempengaruhi rama lingkungan masyarakat setempat.
Dengan peristiwa tersebut, Boma meminta agar Ruku-Ruku dan Kios yang berada di pinggir sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai mengingat dampaknya pernah terjadi bencana banjir pada beberapa bulan lalu.
Bahkan Boma menambahkan bahwa perlu diwaspadai beberapa perusahan yang telah berdiri di Pemkab Nabire, salah satunya adalah tambang emas ilegal di Siriwo
"Ada juga PT kelapa sawid dan PT Nabire Baru yang baru saja masuk di wilayah Meeuwodide, yang mana beberapa perusahan yang telah masuk akan mengancam lingkungan masyarakat setempat melalui pembuangan limbah maupun pengambilan hasil kelolahan," ungkapnya
Ditempat yang sama, Paulus Tekege, menjelaskan bawah kehadiran perusahan-perusahan tersebut harus melalui dan atas persetujuan OAP sendiri, dan bukan melalui non OAP. Karenanya Tekege meminta tiap ulayat tanah setempat harus tegas dan menolak perusahan non-papua di wilayah Meepago
Usai seminar dan diskusi, Yosia Tebay, selaku biro pendidikan menyampaikan salut kepada seluruh anggota yang terlibat dan memberikan kontribusi dalam seminar dan diskusi yang telah dilaksanakan bersama.
"Kami selaku biro pendidikan sesuai jadwal kami akan terus mengadakan pelatihan serta seminar diskusi dalam internal maupun eksternal," beber Tebay
Selaku Badan Pengurus IPMAPAN, Yokobin Pigome, mengapresiasi biro pendidikan yang telah mengadakan seminar dan diskusi, dan selanjutnya pada kesempatan itu diberikan plakat pada pembawa materi oleh salah satu anggota aktif
Badan pengurus IPMAPAN sangat berterima kasih kepada pemateri maupun seluruh anggota yang hadir dalam seminar ini," demikian tutup Yokobin Pigome. (Red)
Editor: Yubelince Pekey
Posting Komentar