SUARA.NABIRE - Beginilah suasana kebaktian umat Kristen di Gereja Presbyterian Kuwait yang dipimpin oleh Pdt. Benjamin Gharib. Pdt. Gharib, yang beretnik Arab, juga ketua National Evangelical Church di Kuwait yang menjadi "rumah" buat sekitar 100an denominasi Kristen di Kuwait.
Kalau Anda perhatikan, sejumlah jamaah mengenakan busana tradisional khas Arab Teluk, yaitu jubah (disebut thaub di Arab Teluk, jalabiyyah di Mesir & Sudan, atau khamiis di Somalia & Djibouti) lengkap dengan "ghutrah" atau "syimagh" (kain penutup kepala) dan "iqal" (semacam tali berwarna hitam yang digunakan untuk mengencangkan ghutrah).
Begitulah, busana tetaplah busana yang tidak beragama. Sebagai sebuah produk kebudayaan manusia, ia bisa dikenakan oleh umat manapun dan etnik apapun, sebagaimana gamis yang dikenakan oleh berbagai suku bangsa dan agama: dari suku Arab beneran di Timur Tengah sampai "suku Arab jadi-jadian" di Indonesia
Oleh: Prof. Dr. Sumanto Al Qurtuby
Posting Komentar