Menurut Aris Wambrauw, salah seorang penyelam senior Nabire, yang juga termasuk anggota kelompok The Kombongers, bahwa selain meminimalisir kepunahan, kegiatan ini juga bertujuan sebagai langkah untuk memberikan edukasi terkait pentingnya pelestarian penyu di daerah Nabire.
"Pelepasan anak penyu alias tukik ini kami lakukan sebagai upaya melestarikan populasi penyu di kabupaten Nabire agar tidak punah. Selain itu, dengan adanya penyu di lautan, akan memberikan dampak yang luar biasa, baik untuk keseimbangan lingkungan maupun sebagai peningkatan ekonomi di sektor perikanan," demikian dijelaskan Aris kepada awak media ini
"Pelepasan anak penyu alias tukik ini kami lakukan sebagai upaya melestarikan populasi penyu di kabupaten Nabire agar tidak punah. Selain itu, dengan adanya penyu di lautan, akan memberikan dampak yang luar biasa, baik untuk keseimbangan lingkungan maupun sebagai peningkatan ekonomi di sektor perikanan," demikian dijelaskan Aris kepada awak media ini
Anak-anak penyu dilepaskan kembali ke habitatnya (Foto Abdy/Nabire.NEWS)
Kelompok The Kombongers dan warga melepas tukik (Foto Abdy/Nabire.NEWS)
Ke-88 ekor anak penyu ini awalnya ditemukan oleh seorang warga Makimi bernama Welem Wopairi (23 tahun) pada hari Sabtu tanggal 5 Juli 2020, usai membuang jaring di laut.
"Waktu itu kami baru pulang tarik jaring, pas saya mau pergi ambil karung untuk isi ikan-ikan, kaget begini, anak penyu dong muncul banyak-banyak dekat karung," ujar Welem dengan dialeg Papuanya yang masih kental.
Ketua The Kombongers, Riki Edy (43 tahun) berharap dengan pelepasan tukik atau anak penyu ini, bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya penyu di kawasan laut Nabire.
"Saya pribadi sebagai penyelam sudah prihatin dengan kondisi laut sekitaran Nabire karena biotanya mulai sedikit. Ikan sedikit, penyu sedikit, karang-karang pun kurang sehat. Makanya saya merasa kog di daerah lain seperti di Bali, Lombok, dan NTT sana mempunyai penyu banyak, sementara disini habitatnya mulai berkurang," ungkap Riki.
"Saya pribadi sebagai penyelam sudah prihatin dengan kondisi laut sekitaran Nabire karena biotanya mulai sedikit. Ikan sedikit, penyu sedikit, karang-karang pun kurang sehat. Makanya saya merasa kog di daerah lain seperti di Bali, Lombok, dan NTT sana mempunyai penyu banyak, sementara disini habitatnya mulai berkurang," ungkap Riki.
Riki Edy sedang melepas tukik (Foto Abdy/Nabire.NEWS)
Dijelaskan lanjut oleh Riki, bahwa penyu itu memiliki peran penting di laut. Selain ia memakan rumput laut yang merusak karang, penyu juga memakan ubur-ubur yang memakan telur-telur ikan. "Jadi dengan ini menujukkan bahwa kesehatan laut memang sangat bergantung sepenuhnya kepada penyu," jelas Riki.
Riki dan rekan melepaskan tukik kembali ke habitatnya (Foto Abdy/Nabire.NEWS)
Untuk melepaskan anak-anak penyu ini kembali ke habitatnya, perjuangan Riki bersama rekan di kelompok The Kombongers memang patut diacungi jempol. Karena mereka harus berupaya untuk bertemu dan memberikan eduakasi terkait pentingnya pelestarian laut kepada warga yang masih awam, bahkan tidak tanggung-tanggung mereka juga harus memberikan uang kepada warga yang menemukan tukik ini agar bisa melepaskan tukik kembali ke alamnya. (Red).
Posting Komentar