Salah satu majikan tempat protitusi di Moanemani, berinisial VT, yang sebelumnya di grebek Bupati Dogiyai, mengaku bahwa baru memulai usahanya tiga bulan.
"Bukan saya sendiri usaha itu, saya baru memulai usaha tiga bulan, sedangkan tempat-tempat hiburan lainnya sudah berjalan setahun lebih, namun aman-aman saja. Kalau mau di grebek sekalian kami semua,", demikian dikatakan VT kepada wartawan saat ditemui di Samabusa, Kampung Samabusa, Distrik Teluk Kimi, Kabupaten Nabire, pada Minggu (15/11/20).
Selain dirinya, VT menyebutkan masih ada enam tempat yang di duga masih menjalankan usaha hiburan plus protitusi, yakni milik lima orang yang berinisial ND, AG, ST, AC, dan BK, dan semuanya beroperasi di kota Moenamani.
Lantaran itu, VT keberatan jika Ia di grebek dan diperintahkan tinggalkan Dogiyai, sedangkan yang lain tidak. Karena menurutnya terkesan tembang pilih.
"Pemkab Dogiyai seharusnya tidak tembang pilih ya, kerena kegiatan usaha yang sama juga dilakukan oleh ke-6 tempat hiburan lainnya. Jika tempat saya ditutup, maka 6 tempat lainnya juga di tutup," tandasnya keluh.
Bupati Dogiyai, Yakobus Odiyaipai Dumupa, ketika dikonfirmasi membantah adanya tebang pilih dalam penutupan tempat hiburan plus seks komersial di wilayahnya.
"Tidak ada tebang pilih dan semuanya akan di tutup. Jangan ada lagi kegiatan prostitusi dalam wilayah kabupaten Dogiyai", demikian tutur Dumupa via whastapp, pada Selasa (17/11/20).
Dumupa juga menyampaikan terima kasih kepada VT yang telah membuka semua tempat protitusi kepada publik terutama kepada Pemkab Dogiyai. Pasalnya ia tak mengetahui tempat-tempat protitusi itu ada di kabupaten Dogiyai.
"Kami tidak tahu, sebanyak itu ada di Moanemani. Kami tahu hanya satu itu saja karena itu juga ada di pinggir jalan raya. Tetapi saya berterima kasih kepada ibu Vita karena bisa membuka semua kegiatan amoral ini kepada publik dan terutama kepada Pemda. Kami akan tutup semua dan pulangkan semua ke tanah asal," tutur Dumupa
Ditegaskannya, Jangan ada usaha cari makan di Kabupaten Dogiyai dengan berjualan alat kelamin. Apalagi usaha itu didirikan secara ilegal tanpa ada laporan dan izin dari pemerintah Kabupaten Dogiyai.
"Siapapun yang membuka usaha ini segera berhenti dan meninggalkan Kabupaten Dogiyai. Saya tiba di Dogiyai 6 kegiatan amoral itu saya akan tutup dan pulangkan mereka ke tanah asal", tegas Bupati Dumupa. (Red-TN)
Posting Komentar